Senin, 08 Juni 2015

Pengalaman UAS (ujian akhir semester)

Hai semua...
Aku mau berbagi cerita ya untuk hari ini
Hari ini tepat hari selasa aku lagi mengikuti UAS (ujian akhir semester), oya sekarang aku mahasiswa semester 4. Nah hari ini aku ujian bahasa inggris dan komputer. Berhubung semalam aku belajar jadi udah ada persiapan untuk mengisi soal ujian, iya sih soal ujian bahasa inggris cuma 4 pertanyaan tapi 1 pertanyaannya itu beranak banyak hohoho... Tapi alhamdulillah berhubung udah belajar seengganya ada gambaran dan mudah-mudahan jawabannya benar semua amin. Nah setelah ujian bahasa inggris dilanjutkan ujian komputer, kalau komputer itu ujiannya ngga ngisi soal kok tapi ujiannya praktek photoshop, ya gitu deh cara ngedit poto di photoshop dan alhamdulillah bisa yeyeye. Jadi untuk ujian hari ini alhamdulillah semuanya lancar berkat usaha, belajar dan doa dari orangtua :)

Minggu, 17 Mei 2015

Menuju Akreditasi

Menuju akreditas itu buat saya sedikit ribet karena semuanya mempunyai kesibukannya sendiri mulai dari staf, dosen, mahasiswapun ikut sibuk dengan tugasnya masing masing. Karena kesibukannya itu dosen pun ada yang tidak mengajar dan hanya di beri tugas, intinya menuju akreditas itu semuanya harus tertata rapi dari ruangannya, fasilitas belajarnya, keaktifan kampus, ya lebih banyak lagi. Semoga kampus kita akreditasnya semakin meningkat dan lebih baik lagi.

Mempersiapkan UAS

Tidak terasa sebentar lagi sudah mendekati UAS, biasanya saya itu kalau mendekati UAS dengan membaca buku atau handout. Jujur sih biasanya saya itu kalau mempersiapkan UAS dengan santai, karna menurut saya sesuatu yang dilakukan dengan santai hasilnya akan lebih baik, karna kalau terlalu terlihat sibuk malah akan membebani dan membuat pusing saja. Jadi saya itu enjoy-enjoy saja kalau mau mempersiapkan UAS. Nah biasanya juga kalau sudah mendekati UAS seperti ini dosen-dosenpun banyak memberikan tugas, baik tugas individu maupun tugas kelompok ya begitulah banyak tugas yang membuat pusing kepala, wajarlah yah mahasiswa pasti semuanya merasakan seperti itu tapi apa boleh buat ya memang tugasnya mahasiswa. Jadi intinya kalau mau UAS itu belajar sebisa mungkin, minta doa restu orangtua insyaallah semuanya lancar

Selasa, 28 April 2015

Belajar Aplikasi Edmodo



Hai semua...
Aku mau share sedikit mengenai kegiatan aku hari ini.
Pagi tadi aku belajar mata kuliah komputer dan kita semua di perkenalkan dengan aplikasi edmodo. Jadi pagi tadi aku belajar tentang edmodo, ternyata belajar dengan aplikasi edmodo sangat mudah dan senang. Tidak hanya memudahkan mahasiswa juga memudahkan bagi dosen, sekarang sistem belajar mengajar di kelas bisa menggunakan program atau aplikasi edmodo, mulai dari proses belajar mengajar, memberikan tugas, quiz, absensi bisa melalui edmodo. Caranya sangat mudah dengan memasukan username dan password kita sudah bisa terhubung dengan teman-teman dan dosen yang sudah bergabung di edmodo.
Jadi buat kalian yang belum mendaftarkan diri di aplikasi edmodo, bisa klik www.edmodo.com dan silahkan ikuti cara pendaftarannya. Selamat mencoba :)

Selasa, 14 April 2015

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE PADA NY. N UMUR 21 TAHUN G1P0A0 DI BPS PERMATA MEDIKA



BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar belakang
Persalinan merupakan suatu proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai. Persalinan pada manusia dibagi menjadi empat tahap penting dan kemungkinan penyulit dapat terjadi pada setiap tahap tersebut. (Ida Bagus Gde Manuaba, 1999:138).
Dalam persalinan terjadi perubahan-perubahan fisik yaitu, ibu akan merasa sakit pinggang dan perut, merasa kurang enak, lelah, lesu, tidak nyaman badan, tidak bisa tidur, sering mendapatkan kesulitan dalam bernafas dan perubahan-perubahan psikis yaitu merasa ketakutan sehubungan dengan dirinya sendiri, takut kalau terjadi bahaya atas dirinya pada saat persalinan, takut tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya, takut yang dihubungkan dengan pengalaman yang sudah lalu misalnya mengalami kesulitan pada persalinan yang lalu. Ketakutan karena anggapanya sendiri bahwa persalinan itu merupakan hal yang membahayakan (Cristina’s Ibrahim, 1993;80).
Menurut Susan Martin Tucker masalah lain yang timbul dalam persalinan fisiologis akibat dari perubahan fisik adalah resiko cedera terhadap ibu, resiko cedera terhadap janin dan gangguan membran mukosa.
Penyebab utama kematian ibu di negara yang sedang berkembang sebagian besar adalah penyebab obstetri langsung yaitu perdarahan post partum, eklamsia, sepsis dan komplikasi dari keguguran. Penyebab kematian ini sebagian besar dapat dicegah, karena di negara-negara dengan angka kematian ibu yang rendah penyebab kematian ini tidak didapatkan lagi. (Depkes RI, DNPK-KR 2001).
Mengingat ibu merupakan satu kesatuan dari bio psikososial spiritual perlu mendapatkan perhatian khusus dari bidan dalam menyiapkan fisik dan mental guna meningkatkan kesehatan dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Bidan merupakan salah satu tenaga dari tim pelayanan kesehatan yang keberadaannya paling dekat dengan ibu dan mempunyai peran penting dalam mengatasi masalah melalui proses kebidanan. Dalam melaksanakan asuhan kebidanan, bidan dituntut memiliki wawasan yang luas, terampil dan sikap profesional. Tindakan yang kurang tepat dapat menimbulkan komplikasi.
1.2         Tujuan Penulisan
1.2.1   Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan normal atau fisiologis dengan pendekatan manajemen asuhan kebidanan kehamilan, asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir, asuhan nifas dan menyusui serta asuhan kebidanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana.
1.2.2   Tujuan Khusus
1.    Mampu melakukan anamnesa dengan menggunakan komunikasi yang baik dan benar kepada ibu bersalin, serta menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
2.    Mampu melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang secara lengkap dengan benar dan tepat pada ibu bersalin.
3.    Mampu menganalisa masalah berdasarkan data atau informasi yang telah diperoleh melalui anamnesa dan pemeriksaan yang dilakukan.
4.    Mampu membuat suatu perencanaan tindakan berdasarkan analisa yang telah ditentukan.
5.    Mampu melaksanakan asuhan secara komprehensif sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.
6.    Mampu melakukan evaluasi dari prosedur pemeriksaan yang dilakukan.
7.    Mampu membuat pendokumentasian menggunakan metode SOAP.
1.3         Manfaat Penulisan
1.3.1   Manfaat Bagi Rumah Bersalin
Menambah referensi dalam upaya peningkatan pelayanan kebidanan khususnya asuhan kebidanan pada ibu bersalin.
1.3.2   Manfaat Bagi Institusi
Menambah referensi dalam bidang pendidikan sehingga dapat menyiapkan calon-calon bidan yang kompeten khususnya dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin secara komprehensif.
1.3.3   Manfaat Bagi Klien/Masyarakat
Memberikan tambahan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada ibu bersalin.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1         Konsep Dasar Persalinan
2.1.1    Definisi
Persalinan adalah proses yang alamiah yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai (Manuaba.2009).
Persalinan adala proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (JNPK-KR.2008).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin (Sarwono.2006).
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini mulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progesif pada serviks dan diakhiri dengan pelahiran plasenta (Varney.2007).
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Harianto.2010).
2.1.2   Etiologi
Teori yang menerangkan proses persalinan menurut Manuaba (2009):
1.    Teori Kadar Progesteron
Progesteron yang mempunyai tugas mempertahankan kehamilan semakin menurun dengan makin tuanya kehamilan, sehingga otot rahim mudah dirangsang oleh oksitosin.
2.    Teori Oksitosin
Menjelang kelahiran oksitosin makin mengingkat sehingga cukup kuat untuk merangsang persalinan.
3.    Teori Regangan Otot Rahim
Dengan meregangnya otot rahim dalam batas tertentu menimbulkan kontraksi persalinan dengan sendirinya.
4.    Teori Prostaglandin
Prostaglandin banyak dihasilkan oleh lapisan dalam rahim yang diduga dapat menyebabkan kontraksi rahim. Pemberian prostaglandin dari luar dapat merangsang kontraksi otot rahim dan terjadi persalinan atau gugur kandung (Manuaba.2009).
2.1.3   Persalinan Berdasarkan Cara Lahir (Bentuk Persalinan)
1.    Persalinan Normal
Proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu). Lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18–24 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun bayi.
2.    Persalinan Spontan
Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
3.    Persalinan Buatan
Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar, misalnya ekstrasi dengan forceps atau dilakukan section caesaria.
4.    Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin (Harianto.2010).
2.1.4   Persalinan Berdasarkan Umur Kehamilan
1.    Abortus (Keguguran)
Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan, sebelum janin dapat hidup. Berat janin kurang dari 1000 gram dan tua kehamilan kurang atau dibawah 28 minggu.
2.    Partus Prematorus
Persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28–36 minggu berat janin diantara 1000–2500 gram, janin dapat hidup tetapi prematur.
3.    Partus Maturus atau Aterm (Cukup Bulan)
Persalinan pada usia kehamilan 37–40 minggu janin matur berat janin diatas 2500 gram.
4.    Partus Postmaturus
Persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu yang ditafsirkan disebut postmatur.
5.    Partus Presipitatus
Persalinan yang berlangsug cepat.
6.    Partus Percobaan
Suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti tentang ada tidaknya disproporsi sefalo pelvik (Harianto, 2010).
2.1.5   Perubahan Fisiologis Meternal selama Persalinan
1.    Tekanan darah
Meningkat selama kontraksi disertai peningkatan sistolik rata-rata 10-20 mmHg dan diastolik rata-rata 5-10 mmHg. Pada waktu-waktu diantara kontraksi, tekanan darah kembali ke tingkat sebelum persalinan. Dengan mengubah posisi tubuh dari terlentang ke posisi miring, perubahan tekanan darah selama kontraksi dapat dihindari. Nyeri, rasa takut dan kekhawatiran dapat semakin meningkatkan tekanan darah.
2.    Metabolisme
Selama persalinan, metabolisme karbohidrat baik aerob maupun anaerob meningkat dengan kecepatan tetap. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh ansietas dan aktivitas otot rangka. Peningkatan aktivitas metabolik terlihat dari peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, pernafasan, curah jantung, dan cairan yang hilang.
3.    Suhu
Sedikit meningkat selama persalinan, tertinggi selama dan segera setelah melahirkan, yang dianggap normal ialah peningkatan suhu yang tidak lebih dari 0.5 0 sampai 10 Celcius.
4.    Denyut Nadi (Frekuensi Jantung)
Perubahan yang mencolok selama kontaksi disertai peningkatan selama fase peningkatan, penurunan selama titik puncak sampai frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi diantara kontaksi, dan peningkatan selama fase penurunan hingga mencapai frekuensi lazim diantara kontraksi. Penurunan yang mencolok selama puncak kontraksi uterus tidak terjadi jika wanita berada pada posisi miring, bukan terlentang. Frekuensi denyut nadi diantara kontraksi sedikit lebih tinggi dibanding selama periode menjelang persalinan. Hal ini mencerminkan peningkatan metabolisme yang terjadi selama persalinan.
5.    Pernafasan
Sedikit peningkatan pernafasan masih normal selama persalinan dan mencerminkan peningkatan metabolisme yang terjadi. Hiperventilasi yang memanjang adalah temuan abnormal dan dapat menyebabkan alkalosis.
6.    Perubahan pada Ginjal
Poliuria sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini diakibatkan peningkatan lebih lanjut curah jantung selama persalinan dan kemungkinan peningkatan laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal. Poliuria menjadi kurang jelas pada posisi terlentang karena posisi ini membuat aliran urine berkurang selama kehamilan. Sedikit proteinuria (renik 1+) umum ditemukan pada sepertiga sampai setengah jumlah wanita bersalin. Proteinuria 2+ dan lebih adalah data abnormal.
7.    Perubahan Pada Saluran Cerna
Motilitas dan absorbsi lambung terhadap makanan padat jauh berkurang. Apabila kondisi ini diperburuk oleh penurunan lebih lanjut sekresi asam lambung selama persalinan, maka saluran cerna bekerja dengan lambat sehingga waktu pengosongan lambung menjadi lebih lama. Cairan tidak dipengaruhi waktu yang dibutuhkan untuk pencernaan dilambung, tetap seperti biasa. Makanan yang diingesti selama periode menjelang persalinan atau fase prodormal atau fase laten persalinan cenderung akan tetap berada di dalam lambung selama persalinan. Mual dan muntah umum terjadi selama fase transisi yang menandai akhir fase pertama persalinan.
8.    Perubahan Hematologi
Hemoglobin meningkat rata-rata 1,2 gr/100 ml selama persalinan dan kembali ke kadar sebelum persalinan pada hari pertama pascapartum jika tidak ada kehilangan darah yang abnormal. Waktu koagulasi darah berkurang dan terdapat peningkatan fibrinogen plasma lebih lanjut selama persalinan. Hitung sel darah putih secara progresif meningkat selama kala I persalinan sebesar kurang lebih 5000 hingga jumlah rata-rata 15.000 pada saat pembukaan lengkap. Tidak ada peningkatan lebih lanjut setelah ini. Gula darah menurun selama persalinan, menurun drastis pada persalinan yang lama dan sulit, kemungkinan besar akibat peningkatan aktivitas otot uterus dan rangka. (Varney.2007).
2.1.6   Perubahan Psikologis dan Perilaku Maternal Selama Persalinan
Kondisi psikologis keseluruhan seorang wanita yang sedang menjalani persalinan sangat bervariasi, tergantung pada persiapan dan bimbingan antisipasi yang dia terima selama persiapan menghadapi persalinan, dukungan yang diterima wanita dari pasangannya, orang terdekat lain, keluarga, dan pemberi perawatan, lingkungan tempat wanita tersebut berada, dan apakah bayi yang dikandungannya merupakan bayi yang diinginkan. Banyak bayi tidak direncanakan, tetapi sebagian besar bayi pada akhirnya diinginkan menjelang akhir kehamilan. Apabila kehadiran bayi tidak diharapkan, bagaimanapun aspek psikologis ibu akan mempengaruhi perjalanan persalinan. Tindakan memberi dukungan dan kenyamanan merupakan ungkapan kepedulian, kesabaran, sekaligus mempertahankan keberadaan orang lain menemani wanita tersebut (Varney, 2007).
2.1.7   Tanda dan Gejala Menjelang Persalinan
1.    Lightening
Lightening yang dimulai dirasa kira-kira dua minggu sebelum persalinan adalah penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvis minor. Pada presentasi sefalik, kepala bayi biasanya menancap setelah lightening. Wanita sering menyebut lightening sebagai “kepala bayi sudah turun”. Hal-hal spesifik berikut akan dialami ibu:
a.    Ibu jadi sering berkemih karena kandung kemih ditekan sehingga ruang yang tersisa untuk ekspansi berkurang.
b.   Perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang menyeluruh, yang membuat ibu merasa tidak enak dan timbul sensasi terus-menerus bahwa sesuatu perlu dikeluarkan atau ia perlu defekasi.
c.    Kram pada tungkai, yang disebabkan oleh tekanan foramen ischiadikum mayor dan menuju ke tungkai.
d.   Peningkatan statis vena yang menghasilkan edema dependen akibat tekanan bagian presentasi pada pelvis minor menghambat aliran balik darah dari ekstremitas bawah.
2.    Perubahan Serviks
Mendekati persalinan, serviks semakin “matang”. Kalau tadinya selama masa hamil, serviks dalam keadaan menutup, panjang dan lunak, sekarang serviks masih lunak dengan konsistensi seperti pudding, dan mengalami sedikit penipisan (effacement) dan kemungkinan sedikit dilatasi. Evaluasi kematangan serviks akan tergantung pada individu wanita dan paritasnya sebagai contoh pada masa hamil. Serviks ibu multipara secara normal mengalami pembukaan 2 cm, sedangkan pada primigravida dalam kondisi normal serviks menutup. Perubahan serviks diduga terjadi akibat peningkatan instansi kontraksi Braxton Hicks. Serviks menjadi matang selama periode yang berbeda-beda sebelum persalinan. Kematangan serviks mengindikasikan kesiapannya untuk persalinan.
3.    Persalinan Palsu
Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang memberi pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada persalinan palsu sebenarnya timbul akibat kontraksi Braxton Hicks yang tidak nyeri, yang telah terjadi sejak sekitar enam minggu kehamilan. Bagaimanapun, persalinan palsu juga mengindikasikan bahwa persalinan sudah dekat.
4.    Ketuban Pecah Dini
Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala I persalinan. Apabila terjadi sebelum waktu persalinan, kondisi itu disebut Ketuban Pecah Dini (KPD). Hal ini dialami oleh sekitar 12% wanita hamil. Kurang lebih 80% wanita yang mendekati usia kehamilan cukup bulan dan mengalami KPD mulai mengalami persalinan spontan mereka pada waktu 24 jam.
5.    Bloody Show
Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan terjadi, biasanya dalam 24 hingga 48 jam. Akan tetapi bloody show bukan merupakan tanda persalinan yang bermakna jika pemeriksaan vagina sudah dilakukan 48 jam sebelumnya karena rabas lendir yang bercampur darah selama waktu tersebut mungkin akibat trauma kecil terhadap atau perusakan plak lendir saat pemeriksaan tersebut dilakukan.
6.    Lonjakan Energi
Terjadinya lonjakan energi ini belum dapat dijelaksan selain bahwa hal tersebut terjadi alamiah, yamg memungkinkan wanita memperoleh energi yang diperlukan untuk menjalani persalinan. Wanita harus diinformasikan tentang kemungkinan lonjakan energi ini untuk menahan diri menggunakannya dan justru menghemat untuk persalinan.
7.    Gangguan Saluran Cerna
Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan mencerna, mual, dan muntah, diduga hal-hal tersebut gejala menjelang persalinan walaupun belum ada penjelasan untuk kali ini. Beberapa wanita mengalami satu atau beberapa gejala tersebut (Varney, 2007).
2.1.8   Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
1.    Power (His dan tenaga lain dalam persalinan atau kekuatan yang mendorong janin keluar)
Setiap his dimulai sebagai gelombang dari salah satu sudut dimana tuba masuk ke dalam dinding uterus. Ditempat tersebut ada suatu pace maker darimana gelombang his berasal. Gelombang bergerak ke dalam dan ke bawah dengan kecepatan 2 cm tiap detik untuk mengikut sertakan seluruh uterus. His yang sempurna dan efektif adalah bila ada koordinasi dari gelombang kontraksi, sehingga kontraksi simetris dengan dominasi di fundus uteri, dan mempunyai amplitudo 40-60 mmHg, yang berlangsung 60-90 detik dengan jangka waktu antara 2-4  menit, dan pada relaksasi tonus uterus kurang dari 12 mmHg. Jika frekuensi dan amplitudo his lebih tinggi, maka hal ini dapat mengurangi pertukaran 02. Terjadilah hipoksia janin dan timbul gawat janin yang secara klinik dapat ditentukan dengan antara lain menghitung detik jantung janin. Frekuensi detak jantung janin meningkat lebih dari 160x per menit dan tidak teratur. Agar peredaran darah ke uterus menjadi lebih baik, ibu disuruh berbaring ke sisi, sehingga uterus dengan isinya tidak dengan keseluruhan menekan pembuluh-pembuluh darah di panggul (Wiknjosatro, 2007).
Kontraksi uterus bersifat intermiten sehingga ada periode relaksasi uterus diantara kontraksi, yang memiliki fungsi penting berikut:
a.    Mengistirahatkan otot uterus
b.   Memberi kesempatan istirahat bagi wanita
c.    Mempertahankan kesejahteraan bayi karena kontraksi uterus menyebabkan kontriksi pembuluh darah plasenta (Varney, 2007).
Pada waktu umur kehamilan 28 minggu dapat diraba adanya kontraksi uterus (tanda Braxton-Hicks). Pada seluruh kehamilan dapat dicatat adanya kontraksi ringan dengan amplitudo 5 mmHg tiap menit yang tidak teratur. His sesudah kehamilan 30 minggu makin terasa lebih kuat dan lebih sering. His dalam persalinan kala I, sesudah tiap his, otot-otot korpus uteri menjadi lebih pendek dari sebelumnya. Secra fisiologik otot-otot tersebut mengalami brakhistasis  atau yang disebut otot-otot uterus mengalami retraksi. Serviks yang kurang mengandung otot, tertarik dan dibuka, lebih-lebih jika ada tekanan bagian bawah yang merangsang pleksus syaraf setempat. Otot sirkuler yang ada diserviks fisiologis mengalami mesystatis (Wiknjosatro, 2007).
His pada kala II, ibu mulai mengedan/meneran, kekuatan uterus optimal karena adanya kontraksi diafragma dan otot-otot dinding abdomen. His pada kala II masih ada berlangsung 2-6 menit setelah plasenta lahir menyebabkan amplitude his masih tinggi tapi frekuensi berkurang. His pada kala IV, oksitosin membuat uterus berkontraksi dan membuat otot polos disekitar alveola mammae berkontraksi pula, sehingga ASI keluar disebut Reflek Oksitosin (Manuaba, 2009).
2.    Passanger (Janin)
Janin dapat mempengaruhi jalannya persalinan oleh karena besar dan posisinya. Dari seluruh bagian badan janin, kepala merupakan bagian terpenting dalam proses persalinan. Kepala janin terdiri atas tulang – tulang tengkorak (kranium) dan tulang – tulang dasar tengkorak (basis kranii) serta muka. Cranium terdiri atas 2 os. parentalis, 2 os. frontalis, dan 1 os. oksipitalis. Tulang – tulang ini berhubungan satu dengan lain dengan mebran yang meberii kemungkinan gerak bagi tulang – tulang tengkorak selama persalinan dan awal masa kanak – kanak. Batas antara tulang – tulang tersebut disebut sutura, sedang antara sudut – sudut tulang disebut fontanella (ubun – ubun). Ada 4 sutura :
a.    Sutura sagitalis superior menghubungkan os. parentalis kiri dan kanan.
b.   Sutura frontalis diantara kedua os. frontalis.
c.    Sutura koronaria diantara os. parientalis dan os. frontalis.
d.   Sutura lamboidea diantara os. parientalis dan os. oksipitalis.
Dikenal 2 fontanella, yaitu:
a.    Fontanella minor (ubun – ubun kecil)
Berbentuk segitiga merupakan persilangan antara sutura sagitalis dengan sutura lamboidea.
b.   Fontanella mayor (ubun – ubun besar)
Fontanella anterior yang berbentuk segiempat merupakan pertemuan antara sutura sagitalis, suruta frontalis dan sutura koronaria.
Daerah–daerah kepala, yaitu:
a.    Oksiput (belakang kepala)
Daerah dibelakang ubun – ubun kecil dan ubun – ubun besar dab os. parietalis.
b.   Verteks (puncak kepala)
Daerah antara ubun – ubun kecil dan ubun – ubun besar dan os. parietalis.
c.    Bregma
Daerah ubun – ubun besar
d.   Sinsiput
Daerah didepan ubun – ubun besar. Sisnisput dibagi menjadi dahi (diantara ubun – ubun besar dan puncak hidung) dan muka (daerah di bawah puncak hidung dan pinggir orbita).
Ukuran – ukuran kepala yang berperan pada waktu persalinan tergantung pada derajat fleksi kepala. Pada presentasi belakang kepala, maka kepala janin melewati vulva dengan diameter suboksipito bregmantikus (± 9,5 cm).
a.    Pada presentasi puncak kepala, diameter yang berperan adalah diametr oksipitofrontalis (±11,5 cm).
b.    Diameter oksipitomentalis (± 13 cm) relevan dengan presentasi dahi.
c.    Pada presentasi muka, janin lahir dengan diameter submento bregmantikus (± 9,5 cm).
d.   Diameter biparietalis (± 9,5 cm) merupakan ukuran lintang terbesar antara os. paretalis kiri dan kanan.
e.    Ukuran lintang terkecil adalah antara kedua os. temporalis yang disebut diameter bitemporalis (± 8 cm).
Perlu dikenal pula ukuran – ukuran lingkar pada bidang – bidang tertentu yang disebut sirkumferensia.
a.    Sirkumferensia Suboksipito bregmatikus (± 32 cm).
b.    Sirkumferensia Submento bregmantikus (± 32 cm).
c.    Sirkumferensia oksipito frontalis (± 34 cm).
d.   Sirkumferensia mento oksipitalis (± 35 cm).
Selain ukuran – ukuran kepala, perlu diketahui beberapa ukuran badan yaitu:
a.    Diameter biarkrominal (± 11,5 cm) jarak antara kedua bahu
b.    Diameter bitrokhanterika (± 9 cm) jarak antara kedua trokantor tulang paha
c.    Lingkaran bahu ( ± 34 cm)
d.   Lingkaran bokong (± 27 cm).
Adanya membran  pada sutura dan fontanella dikepala janin memungkinkan kepala berubah bentuk dengan jalan penyisipan os. parietalis, serta os. oksipitais dan os. frontalis dibawah os. parietalis. Hal ini disebut moulase. Jika selaput ketuban sudah pecah, tekanan dari serviks terhadap scalp dapat menyebabkan terjadinya kaput suksadenum. Kaput suksademun akan menghilang beberapa hari postpartum.
Letak janin menunjukan bagaimana hubungan sumbu janin terhadap sumbu ibu. Letak janin dapat : memanjang (letak kepala / sungsang, pada ± 99% kehamilan), mengolak dan lintang pada 1 % kehamilan).
Presentasi menunjukan bagian janin yang ada dibagian bawah rahim. Berbagai presentasi yang mungkin terjadi adalah : presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu, presentasi muka, presentasi rangkap (missal bokong – kaki).
Posisi digunakan untuk menunjukan kedudukan bagian janin yang ada dibagian bawah rahim terhadap sumbu tubuh ibu, diseblah depan kiri / kanan depan, kiri / kanan lintang, kiri / kanan belakang. Sebgai petunujuk dipakai ubun – ubun kecil, dagu, sacrum atau kepala.
Sikap menunjukan hubungan bagian – bagian janin terhadap sumbunya, khususnya terhadap tulang punggung. Umumnya janin berada dala sikap fleksi (Saifuddin, 2007).
3.    Passage (Jalan Lahir)
Jalan lahir terdiri atas jalan - lahir bagian tulang dan jalan – lahir bagian lunak. Jalan – lahir bagian tulang terdiri atas tulang-tulang panggul dan sendi – sendinya, sedang bagian lunak terdiri atas otot – otot, jaringan, dan ligamen – ligamen. Dalam proses persalinan per vaginam janin harus melewati jalan – lahir ini. Jika jalan - lahir – khususnya bagian tulang mempunyai bentuk dan ukuran rata – rata normal serta ukuran janinnya pun rata – rata normal, maka dengan kekuatan normal pula persalianan per vaginam akan berlangsung tanpa kesulitan.
a.    Jalan Lahir Bagian Keras (Tulang)
1.    Tulang-tulang Panggul
·      Os. Coxcae
Os. Coxcae disebelah depan dan samping. Terdiri dari 3 bagian :
ü Os. Ilium
Tulang terbesar dengan permukaan anterior berbentuk konkaf yang disebut fossa iliaka. Bagian atasnya disebut Krista iliaka. Ujung – ujungya disebut spina iliaka anterior superior dan spina iliaka posterior superior.
ü Os. Iskhium
Bagian terendah dari os.coxcae. tonjolan dibelakang disebut tuber iskhii yang menyangga tubuh sewaktu duduk.
ü Os. Pubis
Terdiri dari ramus superior dan ramus inferior. Ramus superior os. Pubis berhubungan dengan os. Ilium, sedang ramus inferior kanan dan kiri membentuk arkus pubis. Ramus inferior berhubungan dengan os. Iskhium kira – kira pada 1/3 distal dari foramen obturator. Kedua os. Pubis bertemu pada simfisis.
·      Os. Sakrum
Os. Sakrum berbentuk baji, terdiri atas svertebrata saktalis. Vertebrata pertama paling besar, menghadap ke depan. Pinggir atas vertebrata ini dikenal sebagai promotoriu, merupakan suatu tanda penting dalam penilaian ukuran – ukuran panggul. Permukaan ateroir sakrum berbetuk konkaf.
·      Os. Koksigis
Os. Koksigis merupakan tulang kecil, terdiri atas 4 vertebrata koksigis.
2.    Sendi Panggul
·      Arikualasio Sakroiliaka menghubungkan sacrum dengan ilium, memungkinkan gerakan terbatas ke depan dan ke belakang. Pergeseran yang terlalu lebar pada artikulasio ini dapat menimbulkan rasa nyeri di daerah persendian.
·      Simfisis pubis terbentuk  dari hubungan 2 os. pubis. Longgarnya hubungan simfisis ini dapat menimbulakan simfisiolisis yang terasa sangat nyeri.
·      Artikulasio Sakrokoksigea merupakan hubungan os. sakrum dengan os. koksigis. Adanya sendi ini memungkinkan os. koksigis tertekan kebelakang pada waktu kepala janin lahir.
·      Ligamen-ligamen Panggul
ü Ligamen yang menghubungkan os. sakrum dengan os. ilium pada artikulasio sakroiliaka meruapakn yang terkuat di seluruh tubuh.
ü Ligamen sakrotuberosum mengikat sacrum dengan tuber iskhii, sedang ligament sakrospinosum menghubungkan sacrum dengan spina iskhiadika. Kedua ligamen ini membentuk dinding posterior dari pintu bawah panggul.
·      Pelvis Mayor dan Minor
Pelvis Mayor adalah bagian pelvis di atas linea terminalis, yang tidak banyak kepentingannya dalam obstetrik.
Pelvis Minor berbentuk saluran yang mempunyai sumbu lengkung ke depan (sumbu Arcus). Pelvis minor dibatasi oleh pintu atas panggul (inlet) dan pintu bawah panggul (outlet).
ü Pintu Atas Panggul (PAP / Inlet)
Suatu bidang yang dibatasi disebelah posterior oleh promotorium, dilateral oleh linea terminalis dan di anterior oleh pinggir atas simfisis.
ü Ruang Panggul
Saluran diantara pintu atas panggu dengan pintu bawah panggul.
ü Pintu Bawah Panggul.
Batas atas pintu bawah panggul adalah setinggi spina iskhiadika. Jarak antara kedua spina ini disebt diameter bispinosum adalah sekitar 9,5 – 10 cm.
ü Jenis Panggul
1.    Panggul Ginekoid
Ditemukan pada 45 % wanita. Panjang diameter anteroposterior hamper sama dengan diameter transversa.
2.    Panggul Andriod
Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Pria umunya mempunyai panggu jenis ini. Ditemukan pada 15 % wanita.
3.    Panggul Antropoid
Ditemukan pada 35% wanita. Bentuk pintu atas panggul agak lonjong seperti telur. Diameter anteroposterior lebih besar dari pada diameter transversa.
4.    Panggul Platipelloid
Ditemukan pada 5% wanita. Diameter transversa lebih besar dari pada diameter anteroposterior ( Saifuddin, 2007).
ü Ukuran Panggul Luar
1.    Distansia Spinarum ( ± 24 – 26 cm)
Jarak antara spina iliaka anterior superior sinistra dan dekstra.
2.    Distansia Kristarum (± 28 – 30 cm)
Jarak yang terpanjang antara duan tempat yang simetris pada krista iliaka sinistra dan dekstra.
3.    Konjugata Eksterna (Boudeloque) (± 18 – 20 cm)
Jarak antara bagian atas symfisis ke prosesus spinosus lumbal 5.
4.    Distansia Tuberum (± 10,5 cm)
Jarak antara tuber iskii kanan dan kiri.
5.    Distansia Intertrokanterika
Jarak antara kedua trokanter mayor.
6.    Distansia Oblikua Eksterna (ukuran miring luar)
Jarak anatar spina iliaka posterior sinistra dan spina iliaka anterior superior sinistra (Trijatmo, Rachimhadi.2008).
ü Ukuran Panggul Dalam
1.    Konjungata Vera (10,5 – 11 cm)
Panjang jarak dari pinggir atas symfisis ke promotorium.
2.    Konjugata Transvera ( 12,5 – 13 cm)
Jarak terjauh garis melintang pada pintu atas panggul.
3.    Konjugata Obliqua (12 – 13 cm)
Garis dari artikulasio sakroiliaka ke titik persekutuan antara konjugata transvera dan konjugata vera dan diteruskan ke linea innominata.
4.    Konjugata Obstetrika
Jarak dari tengah symfisis bagian dalam ke promotorium (Trijatmo, Rachimhadi.2008).
5.    Bidang Hodge
a.    Bidang Hodge I
Bidang datar yang melalui bagian atas symfisis dan promotorium. Bidang ini dibentuk pada ingkaran pintu atas panggul.
b.    Bidang Hodge II
Bidang yang sejajar dengan Bidang Hodge I terletak setinggi bagian bawah symfisis.
c.    Bidang Hodge III
Bidang yang sejajar dengan Bidang Hodge I dan II terletak setinggi spina iskhiadika kanan dan kiri.
d.      Bidang Hodge IV
Bidan yang sejajr dengan Bidang Hodge I, II, dan III, terletak setinggi os. koksigis(Trijatmo, Rachimhadi.2008).
b.   Jalan lahir Bagian Lunak
Pada persalinan segmen bawah uterus, serviks, dan vagina ikut membentuk jalan lahir bagian lunak. Jalan lahir bagian lunak lainnya yang berperan dalam proses persalinan adalah otot – otot, jaringan ikat, ligamen – ligamen yang berfungsi menyokong alat – alat urogenitalis (Saifuddin.2007).
c.    Psikis
Setelah kontraksi disertai nyeri hebat yang dialami selama tahap transisi wanita bisanya merasa lega. Dipihak lain, wanita merasakan nyeri akut setiap kali mendoro dan melawan kontraksi dan setiap usaha untuk mendorong. Biasanya prang seperti ini mersa cukup takut sering kali perlawanannya berkurang pada saat ia diterangkan dan dibantu mendorong secara efektif dan sejumlah anastesi alamiah dihasilkan karena tekanan kepala bayi pada otot pelvis dan jaringan lain (Varney, 2007).
d.   Penolong
Penolong persalinan harus dapat menciptakan hubungan saling mengenal sehingga mencerminkan adanyainform concent. Dalam hal ini penolong diharapkan mampu membantu ibu dalampersalinan dan kelahiran bayinya dengan metode yang telah ditetapkan sehingga ibu mendapatkan asuhan sayang ibu.
2.1.9   Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan janin untuk menyesuaikan diri terhadap pelvis ibu. Terdapat delapan gerakan posisi dasar yang terjdai ketika janin berada dalam presentasi vertex sefalik. Gerakan tersebut, sebagai berikut:
1.    Engagement
Terjadi ketika diameter biparietal kepala janin telah melalui pintu atas panggul.
2.    Penurunan Kepala
Penurunan kepala lengkap terjadi selama persalinan oleh karena itu keduanya diperlukan untuk terjadi bersamaan dengan mekanisme lainya.
3.    Fleksi Rotasi Internal
Hal yang sangat penting untuk penurunan lebih lanjut. Melalui penurunan ini diameter Sub oksipitobregmantika yang lebih kecil digantikan dengan diameter kepala janin tidak dalam keadaan fleksi sempurna, atau tidak berada dalam sikap militer atau tidak dalam keadaan beberapa derajat ekstensi.
4.    Rotasi Internal
Menyebabkan diameter anteroposterior kepala janin menjdai sejajar dengan diameter anteroposterior pelvis ibu. Paling biasa terjadi adalah oksipot berotasi ke bagian anterior pelvis ibu, dibawah simfisis pubis.
5.    Pelahiran Kepala
6.    Pelahiran kepala berlangsung melalui ekstensi kepala untuk mengeluarkan oksiputanterior. Dengan demikian kepala dilahirkan dengan ekstensi seperti, oksiput, sutura sagitalis, fontanel anterior, alis, orbit, hidung, mulut, dan dagu secara berurutan muncul dari perineum.
7.    Restitusi
Rotasi kepala 450 baik kearah kanan maupun kiri, berantung pada arah dari tempat kepala berotasi ke posisi oksiput-anterior.
8.    Rotasi Eksternal
Terjadi pada saat bahu berotasi 450, menyebabkan diameter bisakromial sejajar dengan diameter anteroposterior pada pnitu bawah panggul. Hal ini menyebabkan kepala melakukan rotasi eksteral lain sebesar 450 ke posisi LOT atau ROT, bergantung arah restuisi.
9.    Pelahiran Bahu dan Tubuh dengan Fleksi Laterral melalui Sumbu Arcus
Sumbu carcus adalah ujung keluar paling bawah pada pelvis. Bahu anterior kemudian terlihat pada orifisum vulvovaginal, yang menyentuh di bawah simfisis pubis, bahu posterior kemudian menggembugkan perineum dan lahir dengan posisi ateral. Setelah bahu lahir, bagian badan yang tersisa mengikuti sumbu Carus dan segera lahir (Varney, 2007).
2.1.10         Kala Dalam Persalinan
1.   Kala I
Kala I persalinan didefinisikan sebgai permulaan kontkasi sejati, yang ditandai oleh perubahan serviks yang progesif dan diakhiri dengan pembukaan lengkap (10 cm ). Hal ini dekenal sebgai tahap pembukaan serviks (Varney.2007).Fase – fase dalam Kala I persalinan:
a.    Fase Laten
Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap. Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
Pada umunya fase laten berlangsung hampir / hingga 8 jam. Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantar 20 – 30 detik.
b.    Fase Aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontaksi dianggap adekuat / memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam aktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih). Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata – rata 1 cm / jam (nulipara/primigravda) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara). Terjadi penurunan bagian terbawah janin (JNPK – KR, 2008).
2.   Kala II
Kala II persalinan dimuali ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan kelahiran bayi. Kala II disebut sebagaa kala pengeluaran bayi.
Tanda dan gejala kala II persalinan:
a.    Ibu mersakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
b.    Ibu mersakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan / atau vaginanya
c.    Perineum menonjol
d.   Vulva vagina dan sfingter ani membuka
e.    Meningkatnya pengeluaran lender bercampur darah.
Tanda pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam (informasi obyektif) yang hasilnya adalah : pembukaan serviks telah lengkap, terlihatnya bagaian bawah kepala bayi melalui introitus vagina.
3.   Kala III
Kala III persalinan dimulai saat proses pelahiran bayi selesai dan berakhir dengan lahirnya plasenta. Proses ini dikenal sebagai kala persalinan plasenta. Kala III persalinan berlangsung antara rata – rata 5 dan 10 menit. Akan tetapi, kisaran normal kala III sampai 30 menit. Risisko perdarahan meningkat apabila kala III lebih lama dari 30 menit, terutama 30 – 40 menit.
Fisiologis Persalinan Kala III, yaitu pada kala III persalinan, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti penyusustan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan terlipat, menebal, dan kemudan lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, palsenta akan turun kebagian bawah uterus atau ke dalam vagina.
Tanda – tanda Lepasnya Plasenta:
a.    Perubahan bentuk dan tinggi fundus
b.    Tali pusat memanjang
c.    Semburan darah mendadak dan singkat
Manajemen Aktif Kala III: Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah kala III persalinan jika dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis. Terdiri dari 3 langkah utama : pemberian oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, 10 unit IM pada 1/3 bagian atas paha bagian luar (aspektus lateralis), melakukan peregangan tali pusat, dan massase fundus uteri.
4.    Kala IV
Segera setelah kelahiran plasenta, sejumlah perubahan maternal terjadi saat strees fisik dan emosional akibat ersalinan dan kelahiran mereda dan ibu memasuki penyembuhan pescaparum dan bonding (ikatan). Pada saat yang sama, bidan memiliki serangkaian evaluasi dan tugas untuk diselesaikan terkain periode intrapartum. Meskipun intrapartum sudah selesai, istilah kala empat persalinan mengidentifiksai jam pertama pascapartum ini perlu diamati dan dikaji dengan ketat. Bidan memiliki tanggung jawab selama kondisi ini untuk hal-hal berikut :
a.    Evaluasi kontraktilitas uterus dan perdarahan
b.   Inspeksi dan evaluasi serviks, vagina, dan perineum
c.    Inspeksi dan evaluasi plasenta, membrane, dan tali pusat
d.   Pengkajian dan penjaitan setiap laserasi atau episiotomy
e.    Evaluasi tanda-tanda vitall dan perubahan fisiologis yang mengidentifikasi pemulihan (Varney Edisi 4 Vol.2.2007). 











BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE PADA NY. N
UMUR 21 TAHUN G1P0A0
DI BPS PERMATA MEDIKA
3.1         PENGUMPULAN DATA.
A.  Identitas.
Nama Ibu        : Ny. N                                  Nama Suami     : Tn. J
Umur               : 21 thn                                  Umur                : 27 thn
Suku                : Sunda                                  Suku                 : Sunda
Agama            : Islam                                   Agama              : Islam
Pendidikan      : SMA                                   Pendidikan      : SMA
Pekerjaan        : Karyawan                            Pekerjaan          : Wiraswasta
Alamat Rumah : Perum                                 Alamat Rumah : Perum
B.  Anamnesa (Data Subjektif).
Pada Tanggal : 28-01-15                                           Pukul : 03.00 WIB
1.    Keluhan Utama                      : ibu mengatakan mules-mules sejak magrib,         sudah keluar lender darah.
2.    Tanda-tanda Persalinan         
Kontraksi ada sejak tanggal   : 27-01-15
Kekuatan                                : kuat
Lokasi ketidaknyamanan       : pinggang
Pengeluaran pervaginam        : lendir bercampur darah
3.      Riwayat Menstruasi              
Haid pertama                          : 12 tahun
Siklus                                      : 28 hari
Lamanya                                 : 6-7 hari
Banyaknya                             : 4x ganti pembalut per hari
Keluhan                                  : tidak ada
HPHT                                     : 28-04-14
4.      Riwayat Kesehatan Reproduksi
Infeksi genetalia                     : Tidak ada
Infeksi panggul                      : Tidak ada
Keputihan                               : Tidak ada
Gatal                                       : Tidak ada
Tumor                                     : Tidak ada
Cancer                                    : Tidak ada
HIV/AIDS                             : Tidak ada
5.      Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, dan KB yang lalu:
Anak ke
Kehamilan
Persalinan
Nifas
KB

Lama
Penyulit
Penolong
tempat
BB bayi
Penyulit
Vit. A
Tab. Fe
Alkon
Lama






































































6.      Riwayat Kehamilan Sekarang:
Kunjungan Ke
Usia kehamilan
Keluhan
TT
Tindakan
KIE
Tempat ANC
KET
1
9 minggu
Mual, pusing

SF B6
Diet seimbang
BPS

2
10 minggu
Sakit, syok

SF B6
Diet seimbang
BPS

3
15 minggu
Jatuh


Buku di baca baca
BPS

4
19 minggu
Sembelit


Makan bergizi
BPS

5
23minggu
-


Makan bergizi
BPS

6
27 minggu
-


Makan bergizi
BPS

7
30 minggu
-


Control 2 minggu sekali
BPS

8
36 minggu
Mual, dingin



BPS

9
37 minggu
Sakit



BPS

10
38 minggu
Keputihan tidak gatal



BPS


7.      Riwayat penyakit yang pernah di derita:
a.       Jantung     : Tidak ada
b.      Ginjal       : Tidak ada
c.       Asma/ TB Paru: Tidak ada
d.      Hepatitis   : Tidak ada
e.       DM           : Tidak ada
f.       Hipertensi : Tidak ada
g.      Hipotensi  : Tidak ada
h.      Anemia     : Tidak ada
i.        Epilepsy   : Tidak ada
j.        Lain-lain   : Tidak ada
8.      Riwayat sosial
Perkawinan          : Sah
Status perkawinan: Sah
Usia Kawin          : 20  tahun, umur suami 26 tahun lamanya 1 tahun
Kehamilan ini       : Direncanakan dan diterima
Respon keluarga terhadap persalinan       : keluarga mendukung
Respon pasien terhadap persalinan          : pasien cemas menunggu                                                                           kelahiran bayinya
Respon suami terhadap persalinan           : suami mendukung
Adat istiadat yang dipakai                       : sunda
9.      Pola makan                                              
Makan terakhir jam                                  : 21.00 WIB
Makanan yang dimakan                           : Nasi, Lauk, Sayuran hijau
Jumlah makanan yang dimakan               : 1 porsi
10.  Pola minum                                             
Kapan minum terakhir                             : 21.15 WIB
Berapa banyak yang diminum                 : 2 gelas
Apa yang minum                                      : Air Mineral
11.  Pola istirahat
Kapan terakhir tidur                                 : 13.00-14.00 WIB
Berapa lama                                             : 1 jam
Aktifitas sehari-hari                                 : menyapu, mengepel, memasak
12.  Personal hygiene
Kapan mandi terakhir                              : pukul  16.00 WIB
Kapan keramas terakhir                           : pukul 16.10 WIB
Kapan gosok gigi terakhir                        : pukul 16.15 WIB
Kapan terakhir ganti baju dan pakaian dalam: pukul 16.20 WIB
13.  Buang air besar dan buang air kecil terakhir
Warna BAB : kuning       Sifat : padat
Warna BAK : kuning       Sifat : encer
14.  Aktifitas seksual
Keluhan                : Tidak ada
Frekuensi              : Seminggu sekali
Kapan terakhir melakukan hubungan seksual : Ibu mengatakan terakhir                                                                               melakukan hubungan                                                                                      seksual seminggu yang                                                                               lalu.
A.    Pemeriksaan fisik (Data Objektif)
1.      Keadaan umum                : Baik
Keadaan emosional          : Normal
Kesadaran                                    : Composmentis
2.      Tanda vital
Tekanan darah                  : 110/70 mmHg
Denyut jantung                : Normal
Pernafasan                        : 18 x/menit
Suhu tubuh                       : 36.7C
3.      Kepala
a.       Bentuk : Bundar
b.      Rambut
1)      Warna                                     : Hitam
2)      Kebersihan                             : Tampak bersih
3)      Mudah rontok atau tidak       : Tidak rontok
c.       Telinga
1)      Kebersihan                             : Tampak bersih
2)      Gangguan pendengaran         : Tidak ada gangguan                                                               pendengaran
d.      Mata
1)      Konjungtiva                           : Tidak Pucat
2)      Sclera                                     : Tidak kuning
3)      Kebersihan                             : Tampak bersih
4)      Kelainan                                 : Tidak ada kelainan
5)      Gangguan penglihatan (rabun jauh / rabun dekat) : Tidak ada
e.       Hidung
1)      Kebersihan                             : Tampak bersih
2)      Polip                                       : Tidak ada polip
3)      Alergi debu                            : Tidak ada alergi debu
f.       Mulut
1)      Bibir
a)      Warna                              : pink kemerahan
b)      Integritas jaringan           : Lembab, tidak ada inflamasi.
2)      Lidah
a)      Warna                               : pink kemerahan
b)      Kebersihan                       : Tampak bersih
3)      Gigi
a)      Kebersihan                       : Tampak bersih
b)      Karies                               : Tidak ada karies gigi.
4)      Gangguan pada mulut            : Tidak ada gangguan pada mulut
4.      Leher
a.       Pembesaran kelenjar limfe                 : Tidak ada pembesaran kelenjar                                                           limfe
b.      Pembesaran kelenjar parotis               : Tidak ada pembesaran kelenjar                                                           parotis
c.       Pembengkakan vena jugularis            : Tidak ada pembengkakan vena                                                           jugularis
5.      Dada
a.       Simetris / tidak                                   : Simetris
b.      Payudara
1)      Bentuk                                         : Simetris kanan dan kiri
2)      Besar masing- masing payudara   : Bentuknya sama kanan dan kiri
3)      Hiperpigmentasi areola payudara: Aerola berwarna hitam
4)      Teraba massa, nyeri atau tidak     : Tidak ada massa, tidak ada                                                         nyeri tekan
5)      Kolostrum                                    : Ada pengeluaran kolostrum
6)      Keadaan putting                          : Menonjol
7)      Kebersihan                                   : Tampak bersih
c.       Denyut jantung                                  : Normal
d.      Gangguan pernafasan                                    : Tidak ada gangguan pernafasan
6.      Perut
a.     Bentuk                                    : Bundar
b.    Bekas luka operasi      : Tidak ada bekas luka operasi
c.     Striae                           : Ada striae gravidarum
d.    Linea                           : Ada Linea gravidarum
e.     TFU                             : 30 cm
f.     Hasil pemeriksaan palpasi Leopold
Leopold I : Teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
Leopold II : Teraba di bagian kanan panjang seperti papan (punggung) teraba di bagian kiri seperti kecil-kecil (ekstremitas)
Leopold II : Teraba bulat, keras, melenting (kepala)
Leopold IV : Sudah masuk PAP
g.        Kontraksi uterus : Kuat
h.        TBJ                : 3200 gram
i.          DJJ                : 138x/menit
j.          Palpasi kandung kemih : Teraba kosong
7.      Ekstremitas
a.       Atas
1)      Gangguan/ kelainan : Tidak ada gangguan
2)      Bentuk           : Kanan kiri simetris
b.      Bawah
1)      Bentuk           : Kanan kiri simetris
2)      Udem             : Tidak ada Udem
8.      Varises                             : Tidak ada varises
9.      Genitalia
a.       Kebersihan                 : Tampak bersih
b.      Pengeluaran pervagina: Lendir bercampur darah
c.       Tanda-tanda infeksi vagina : Tidak ada
10.  Anus
a.       Haemoroid : Tidak ada
b.      Kebersihan : Tampak bersih
11.  Pemeriksaan dalam
Atas indikasi                    : Mules teratur, keluar lendir darah
Dinding vagina                : Lunak
Posisi porsio                     : Antefleksi
Pembukaan                       : 6 cm
Ketuban                           : Utuh
Persentase fetus               : kepala
Penurunan bagian terendah: kepala
Posisi Ubun-ubun kecil    : Didepan
Molase                              : Tidak ada molase
12.  Data penunjang
a.       USG : janin tunggal hidup
b.      Laboratorium
1)      Kadar HB : Tidak dilakukan
2)      Haematokrit : Tidak dilakukan
3)      Kadar leukosit : Tidak dilakukan
4)      Golongan darah : O
KALA I
II. INTERPRETASI DATA
Diagnosa : Ny. N Usia 21 tahun G1P0A0 kehamilan 38 minggu inpartu kala I fase aktif, punggung kanan, presentasi kepala, sudah masuk PAP (1/5 bagian).
Masalah: Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
III. ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI
Tidak ada
V. PERENCANAAN   
Pada Tanggal 28 januari 2015   Pukul : 03.00 WIB
1. Anjurkan ibu untuk miring kiri agar mengurangi rasa sakit
2. Anjurkan  ibu untuk makan makanan ringan seperti biscuit, agar menambah energi untuk proses persalinan.
3. Beritahu keluarga untuk mendukung ibu agar proses persalinan lancar
4. Jelaskan kepada suami untuk memberi minum disela-sela kontraksi
5. Lakukan DJJ di sela sela kontraksi agar kondisi janin terpantau.
6. Ajarkan ibu cara meneran yang baik agar persalinannya lancar.
7. Dokumentasi.


VI. PELAKSANAAN 
Pada tanggal 28 Januari 2015  Pukul: 03.15 WIB
1.      Mengajarkan ibu miring kiri untuk mengurangi rasa sakit dan mulas.
2.      Menganjurkan ibu untuk makan makanan ringan seperti biscuit agar ibu mempunyai tenaga saat persalinan.
3.      Memberitahu keluarga untuk mensupport proses persalinan agar berjalan dengan lancar.
4.      Menjelaskan kepada suami untuk memberikan minum disela sela kontraksi
5.      Melakukan observasi DJJ, his, nadi, tekanan darah, dan kemajuan persalinan.
6.      Mengajarkan ibu cara meneran yang baik yaitu kedua kaki ditekuk, tangan melingkar disela-sela paha, dagu bertemu dada, giginya katup gigi.
7.      Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
VII. EVALUASI  Pada tanggal 28 Januari 2015  Pukul: 03.30 WIB
1.      Ibu sudah mengerti cara mengurangi rasa sakit yaitu dengan miring kiri.
2.      Ibu sudah makan makanan ringan seperto biscuit untuk memenuhi kebutuhan energinya.
3.      Keluarga sudah memberikan dukungan kepada ibu.
4.      Suami memberikan minum disela-sela kontraksi ibu.
5.      Pemeriksaan DJJ di sela sela kontraksi yaitu 141x/menit.
Jam
TD
N
S
DJJ
HIS
PD


















































KALA II
1.      PENGUMPULAN DATA
Data subjektif : ibu mengatakan sering mulas dan sudah ada rasa ingin meneran.
Data objektif : keadaan umum baik, keadaan emosional normal, kesadaran composmentis. TTV 110/70 mmHg Nadi 80x/menit, Suhu 36,7, pernafasan 18x/menit. Kontraksi kuat (3x10’ lamanya 35”) PD: pembukaan 4 cm
II. INTERPRETASI DATA
Diagnosa : Ny. N Usia 21 tahun G1P0A0 usia kehamilan 38 minggu inpartu fase aktif kala II, janin tunggal hidup
Masalah : ibu mengatakan cemas saat proses persalinan
Kebutuhan : berikan dukungan dari keluarga dan suami agar ibu tidak cemas.
III. ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDKAN SEGERA ATAU KOLABORASI
Tidak ada
V. PERENCANAAN  Pada Tanggal 28 Januari 2015 Pukul : 03.45 WIB
1. Siapkan partus set, bedong, handung, anderpet, pakaian bayi, duk steril, wadah plasenta.
2. lakukan penahan perineum menggunakan duk steril agar tidak terjai robekan.
3. Biarkan bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan agar tidak terjadi fraktur pada leher.
4. lahirkan bahu atas bayi dengan curam ke bawah dan lahirkan bahu bawah bayi dengan curam ke atas agar keluarnya bahu tidak merobek uretra dan perineum.
5. lakukan sangga susur bayi dari bahu hingga ujung kaki dengan jari telunjuk berada di tengah-tengah kaki bayi agar bayi dapat ditopang dengan baik.
6. letakkan bayi di atas perut ibu, nilai selintas, keringkan dengan handuk, potong tali pusat, lakukan inisiasi menyusui dini dan kontak kulit dengan ibu agar adanya ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi.
VI. PELAKSANAAN   Pada Tanggal 28 Januari 2015 Pukul : 11.00 WIB
1.      Menyiapkan partus set, bedong, handuk, anderpet, pakaian bayi, duk steril, wadah plasenta agar peralatan tertata secara ergonomis.
2.      Melakukan penahan perineum menggunakan duk steril agar tidak terjadi robekan.
3.      Membiarkan bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan agar tidak terjadi fraktur pada leher bayi.
4.      Melahirkan bahu atas curam ke bawah dan melahirkan bahu bawah curam ke atas yaitu melahirkan bahu dengan cara melahirkan bahu atas sejajar dengan lantai curam kebawah.
5.      Melakukan sangga susur bayi dari bahu hingga ujung kaki agar mencegah robekan perineum.
6.      Meletakan bayi diatas perut ibu, lakukan penilaian selintas, mengeringkan bayi dan merangsang taktil, memotong tali pusat, melakukan inisiasi menyusui dini agar bayi dan ibu melakukan kontak kulit dan di usahakan satu selimut.
VII. EVALUASI   Pada tanggal 28 Januari 2015 Pukul : 11.15 WIB
1.    Peralatan sudah tertata secara ergonomis.
2.    Penahanan perineum sudah di lakukan.
3.    Bayi sudah melakukan putaran paksi luar secara spontan.
4.    Bahu sudah terlahir.
5.    Sangga susur sudah dilakukan.
6.    Bayi sudah diletakkan diatas perut ibu, tali pusat sudah dipotong, inisiasi menyusui dini sudah dilakukan.
KALA III
I.          PENGUMPULAN DATA
Data Subjektif  : uterus ibu globuler, tali pusat semakin memanjang, adanya semburan darah secara tiba-tiba.
Data Objektif : ibu mengatakan mules semakin berkurang, keadaan umum ibu baik, kesadaran  komposmentis,  keadaan  emosional  baik.
II.       INTERPRETASI DATA
Identifikasi diagnose, masalah dan kebutuhan.
Diagnose : Ny. N usia 21 tahun P1 A0 post partum kala III.

Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada
III.    ANTISIPASI DIAGNOSE DAN MASALAH POTENSIAL
Tidak ada.
IV.    IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI
Tidak ada.
V.       PERENCANAAN  Pada Tanggal 28 Januari 2015 Pukul : 11.20 WIB
1.      Beritahu ibu bahwa akan dilakukan penyuntikan oksitosin, untuk merangsang kontraksi agar pengeluaran plasenta berjalan dengan baik.
2.      Beritahu ibu bahwa plasenta akan segera keluar agar ibu dapat membantu pengeluaran plasenta.
3.      Memassase  perut ibu  segera setelah plasenta keluar, agar bisa mengetahui kontraksi ibu baik atau tidak.
4.      Memeriksa plasenta, pastikan tidak ada plasenta yang tertinggal agar tidak terjadi perdarahan.
VI.    PELAKSANAAN  Pada tanggal 28 Januari 2015 Pukul : 11.30 WIB
1.      Memberitahu  ibu bahwa akan  dilakukan  penyuntikan  oksitosin,  yaitu  secara IM di paha luar.
2.      Memberitahu ibu bahwa plasenta akan segera keluar.
3.      Menganjurkan memassase perut ibu segera setelah plasenta keluar, secara sirkuler, selama 15 detik untuk mengetahui kontraksi ibu baik atau tidak.
4.      Memeriksa plasenta, yaitu kotiledon, selaput amnion dan korion, panjang tali pusat, diameter, dan kedalaman plasenta.
VII.  EVALUASI  Pada Tanggal 28 Januari 2015 Pukul : 11.40 WIB
1.      Ibu mengerti dan bersedia dilakukan penyuntikan oksitosin.
2.      Ibu sudah mengerti dan siap untuk melahirkan plasenta.
3.      Massase telah dilakukan selama 15 detik dan konsistensi perut keras.
4.      Plasenta telah di periksa, hasilnya lengkap dan tidak ada plasenta yang terrtinggal.
KALA IV
I.             PENGUMPULAN DATA
Data Subjektif  : ibu mengatakan senang atas kelahiran anak pertamanya, Keadaan  umum ibu baik,  kesadaran komposmentis, keadaan emosional baik, Ttv 110/70 mmhg,  nadi 80 x/menit, R 18 x/menit, suhu 36,5°C, TFU 1 jari dibawah pusat.
Data Objektif   :  Ny  N Usia 21 tahun, P1 A0 post partum kala IV.
II.          INTERPRETASI DATA
Diagnose  : Ny N Usia 21 tahun P1 A0 post partum kala IV.
Masalah  : Tidak ada.
Kebutuhan : Tidak ada.
III.       ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Tidak Ada.
IV.       IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI
Tidak Ada.
V.          PERENCANAAN  Pada Tanggal 28 Januari 2015 Pukul : 11.50 WIB
1.      Informasikan hasil pemeriksaan, agar ibu dan keluarga mengetahui kondisinya saat ini.
2.      Periksa luka laserasi agar dapat mengetahui kedalaman dan luas luka laserasi.
3.      Lakukan hecting agar perdarahan berhenti.
4.      Bersihkan ibu agar ibu merasa nyaman.
5.      Bereskan alat-alat
6.      Dokumentasi.
VI.       PELAKSANAAN  Pada Tanggal 28 Januari 2015 Pukul : 12.00 WIB
1.      Menginformasikan hasil pemeriksaan yaitu TTV 110/70 mmHg,  nadi 80 x/menit, R 18 x/menit, suhu 36,5°C, TFU 1 jari dibawah pusat.
2.      Memeriksa luka laserasi yaitu derajat 2.
3.      Melakukan penjahitan dari mukosa vagina sampai otot perinium.
4.       Membersihkan ibu dan membantu ibu memakai pembalut dan memakaikan kain.
5.      Membereskan alat dan rendam dalam larutan klorin 0,5% dan lepas sarung tangan di larutan klorin selama 10 menit.
6.      Melakukan dokumentasi.
VII.    EVALUASI Pada Tanggal 28 Januari 2015 Pukul 12.15 WIB
1.      Ibu dan keluarga sudah mengetahui keadaannya saat ini.
2.      Telah memeriksa luka laserasi.
3.      Hecting sudah dilakukan dan perdarahan sudah berhenti.
4.      Ibu telah dibantu memakai pembalut dan kain bersih.
5.      Alat telah di dekontaminasi.
6.      Dokumentasi partograf.


BAB IV
PEMBAHASAN

Persalinan normal adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah  cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir secara spontan dengan presentasi belakang kepala dan tanpa komplikasi.
Persalinan normal adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah  cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir secara spontan dengan presentasi belakang kepala dan tanpa komplikasi.
Pembahasan merupakan studi kasus yang membahas tentang kesenjangan yang ditemukan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus dalam asuhan kebidanan yang diangkat oleh penulis tidak ditemui kesenjangan antara teori dengan kasus. Semua pelaksanan pengkajian data hingga evaluasi disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny. N G1P0A0 Uk 38 minggu T/H/I, Letkep, Puka Dengan Inpartu Kala I Fase Akif di Kamar Bersalin Puskesmas Turen, maka penulis dapat membandingkan dan memperaktekkan ilmu yang telah didapatkan tidak di temukan suatu kesenjangan.

BAB V
PENUTUP

5.1         Kesimpulan
Dengan adanya laporan asuhan kebidanan pada Ny. N usia 21 tahun G1P0A0 Uk 38 Minggu, Janin T/H/I, Letkep, Puka Dengan Inpartu Kala I Fase Aktif, yang telah penulis selesaikan, menyimpulkan bahwa asuhan kebidanan pada ibu inpartu kala 1 fase aktif telah dilakukan dan pemeriksaan sesuai dengan sandart yang telah diterapkan sehingga diharapkan akan dapat mengurangi kematian maternal maupun neonatal. Dapat ditarik beberapa kesimpulan:
1.             Dalam melakukan pengkajian diperlukan adanya ketelitian, kepekaan dan peranan dari ibu hamil sehingga diperoleh data yang menunjang untuk mengangkat diagnosa kebidanan.
2.             Dalam analisa data dan mengangkat diagnosa kebidanan pada dasarnya mengacu pada tinjauan pustaka dan adanya perubahan serta keseimbangan dengan tinjauan pustaka.
3.             Pada dasarnya perencanaan yang ada pada tinjauan pustaka tidak semuanya dapat direncanakan pada tinjauan kasus nyata, karena dalam perencanaan disesuaikan dengan masalah yang ada pada saat itu, sehingga masalah yang ada pada tinjauan pustaka tidak akan direncanakan jika tidak ada tinjauan kasus nyata.
4.             Pada dasarnya pelaksanaan merupakan perwujudan dari perencanaan akan di laksanakan.
5.             Setelah penulisan mengadakan evaluasi pada Ny. N G1P0A0 Uk 38 Minggu, Janin T/H/I, Letkep, Puka Dengan Inpartu Kala I Fase Aktif maka sebagian dari semua masalah dapat diatasi. Pada akhirnya, keberhasilan dalam mengatasi masalah klien didukung oleh beberapa faktor diantaranya sarana yang memadai dan adanya tindakan yang komperhensif.

5.2         Saran
Setelah penyusunan laporan ini penulis menyarankan agar setiap paramedic tahu dan mengerti tentang asuhan yang diberikan pada ibu inpartu kala 1 fase aktif sehingga dapat memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan ibu inpartu tersebut supaya angka kematian dan kesakitan ibu inpartu dapat diturunkan dan diharapkan paramedik dapat lebih meningkatkan asuhan yang telah diberikan.















DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin, Abdul Basri. 2004. Buku Pedoman Praktis Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sulistyawati, Ari. S.Si.T. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: EGC.
Sulistyawati, Ari. S.Si.T. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: EGC.