PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN (PUP)
Apa sih Pendewasaan Usia Perkawinan itu ?
Kenapa Pendewasaan usia Perkawinan perlu diketahui ?
Apa sih Pendewasaan Usia Perkawinan itu ?
Kenapa Pendewasaan usia Perkawinan perlu diketahui ?
Apakah yang BISA kita lakukan sebagai generasi muda
untuk mendukung program pemerintah dalam upaya mengatasi ledakan penduduk?
Tau gak teman-teman ??
Indonesia sekarang
inisedang menghadapi banyak
masalah berkaitan dengan bidang kependudukan yang dikhawatirkan akan
menjadi masalah besar dalam pembangunan apabila tidak
ditangani
dengan
baik.
Perkiraan jumlah penduduk tahun 2020 sendiri adalah 252 juta orang atau bahkan
sangat lebih, bayangkan saja bagaimana rasanya berada di tanah yang sama dan
menghirup udara yang sama dengan jumlah sebanyak itu. (silahkan dibayangkan dulu)
sesak sekali bukan?
Permasalahan Remaja dalam PUP
¨ rendahnya
pengetahuan
remaja tentang
kesehatan reproduksi yaitu tentang masa subur. Remaja perempuan dan
laki-laki usia 15-24 tahun yang mengetahui tentang masa subur mencapai 65
% ( SDKI 2007 ) terdapat kenaikan dibanding hasil SKRRI tahun 2002-2003
sebesar 29% dan 32%.
¨ Remaja yang
cenderung rentan terkena dampak kesehatan reproduksi adalah remaja
putus sekolah, remaja jalanan, remaja penyalahguna napza, remaja yang
mengalami kekerasan seksual, korban perkosaan dan pekerja seks komersial.
¨ Dengan
mendapat
informasi yang benar
mengenai resiko Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), maka diharapkan remaja akan
semakin berhati-hati dalam melakukan aktifitas kehidupan reproduksinya
Salah satu program pembangunan yang berkaitan dengan
kependudukan adalah Program Keluarga Berencana yang bertujuan mengendalikan
jumlah penduduk diantaranya melalui program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP).
Pendewasaan Usia Perkawinan diperlukan karena dilatarbelakangi beberapa hal
sebagai berikut:
1.
Semakin
banyaknya kasus pernikahan usia dini.
2.
Banyaknya
kasus kehamilan tidak diinginkan
3.
Banyaknya
kasus pernikahan usia dini dan kehamilan tidak diinginkan menyebabkan
pertambahan penduduk makin cepat (setiap tahun bertambah sekitar 3,2 juta jiwa)
4.
Karena
pertumbuhan penduduk tinggi, kualitasnya rendah
5.
Menikah
dalam usia muda menyebabkan keluarga sering tidak harmonis,sering cekcok,
terjadi perselingkuhan, terjadi KDRT, rentan terhadap perceraian
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pendewasaan
Usia
Perkawinan (PUP)
PUP sendiri
adalah
upaya untuk meningkatkan
usia pada perkawinan pertama, sehingga mencapai usia minimal pada saat
perkawinan yaitu 20 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria. PUP bukan
sekedar menunda sampai usia tertentu saja tetapi mengusahakan agar
kehamilan pertamapun terjadi pada usia yang cukup dewasa
Ø
Tujuan
program pendewasaanusia perkawinan
Tujuan PUP yaitu
memberikan pengertian dan
kesadaran kepada remaja agar didalam merencanakan keluarga, mereka dapat
mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengan kehidupan berkeluarga,
kesiapan fisik, mental, emosional, pendidikan, sosial, ekonomi serta
menentukan jumlah dan jarak kelahiran. Salah satu program pembangunan yang berkaitan dengan
kependudukan adalah Program Keluarga Berencana yang bertujuan mengendalikan
jumlah penduduk diantaranya melalui program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP)
Pendewasaan Usia Perkawinan diperlukan karena dilatar belakangi beberapa hal
sebagai berikut:
1.
Semakin
banyaknya kasus pernikahan usia dini.
2.
Banyaknya
kasus kehamilan tidak diinginkan
3.
Banyaknya
kasus pernikahan usia dini dan kehamilan tidak diinginkan menyebabkan
pertambahan penduduk makin cepat (setiap tahun bertambah sekitar 3,2 juta jiwa)
4.
Karena
pertumbuhan penduduk tinggi, kualitasnya rendah
5.
Menikah
dalam usia muda menyebabkan keluarga sering tidak harmonis,sering cekcok,
terjadi perselingkuhan, terjadi KDRT, rentan terhadap perceraian.
Perkawinan
Perkawinan
bukanlah
hal yang mudah, di dalamnya
terdapat banyak konsekuensi yang harus dihadapi sebagai suatu bentuk tahap
kehidupan baru individu dewasa dan pergantian status dari lajang menjadi
seorang istri yang menuntut adanya penyesuaian diri terus-menerus sepanjang
perkawinan
Beberapa persiapan yang dilakukan
dalam rangka berkeluarga antara lain:
1.
Persiapan
fisik, biologis
2.
Persiapan
mental
3.
Persiapan
sosial ekonomi
4.
Persiapan
Pendidikan dan ketrampilan
5.
Persiapan
keyakinan dan atau agama
Gambaran Usia Kawin di Indonesia
¨ SDKI 2007
UKP usia 19,8 tahun
¨ SDKI
2002-2003 - 19,2 tahun.
¨ separuh
dari
pasangan usia subur di
Indonesia menikah di bawah usia 20 tahun.
¨ SDKI 2007 kehamilan dan kelahiran pada
usia muda (< 20 tahun) masih sekitar 8,5%. Angka ini turun dibandingkan kondisi pada
SDKI 2002-2003 yaitu 10,2%. Dimana di dalam
bagan di
perlihatkan apa yang seharusnya
dilakukan saat isteri berusia < 20 tahun, berusia 20-30 tahun, dan saat
berusia > 30 tahun.
Kenapa perlu Masa Menunda Perkawinan dan Kehamilan ?
Ø Kemungkinan timbulnya risiko medic sebagai berikut:
1.
Keguguran
2.
Preeklamsia
(tekanandarahtinggi, cedema, proteinuria)
3.
Eklamsia
(keracunankehamilan)
4.
Timbulnya
kesulitan
persalinan
5.
Bayi
lahir
sebelum
waktunya
6.
Berat
Bayi
Lahir
Rendah (BBLR)
7.
Fistula
Vesikovaginal (merembesnya air seni ke vagina)
8.
Fistula
Retrovaginal( keluarnya gas dan feses/tinja ke vagina)
9.
Kanker
leher Rahim
Bagaimanakah Masa Menjarangkan kehamilan
Masa menjarangkan kehamilan
terjadi pada periode PUS berada pada umur 20-35 tahun. Secara empirik
diketahui bahwa PUS sebaiknya melahirkan pada periode umur 20-35 tahun,
sehingga resiko-resiko medik yang diuraikan di atas tidak terjadi.
Apakah arti Masa Mengakhiri Kehamilan ?
Masa
mengakhiri
kehamilan
berada pada periode PUS
berumur 30 tahun keatas. Sebab secara empirik diketahui melahirkan anak diatas
usia 30 tahun banyak mengalami resiko medik. Mengakhiri kehamilan adalah proses
yang dilakukan dengan menggunakan alat kontrasepsi
Sehat adalah suatu keadaan dimana sejahtera fisik, mental,
dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, namun juga
sehat secara mental, dan sosiokultural. Salah satu prasyarat untuk menikah
adalah kesiapan fisik, dan yang sangat menentukan adalah umur melakukan
pernikahan tersebut , Secara biologis, fisik manusia tumbuh secara
berangsur-angsur sesuai dengan pertamabahan usia. Elizabeth B. Hurlock, 1993,
h,189 mengungkapkan bahwa pada laki-laki organ reproduksinya diusia 14 tahun
baru sekitar 10% dari ukuran matang. Setelah dewasa, ukuran dan proporsi tubuh
berkembang dan organ-organ reproduksi pun ikut berkembang. Bagi laki-laki
kematangan orang reproduksi terjadi pada usia 20 atau 21 tahun.
Pada perempuan, organ reproduksi tumbuh pesat pada usia 16
tahun. Pada masa tahun pertama menstruasi dikenal dengan tahap kemandulan
remaja, yang tidak menghasilkan ovulasi atau pematangan dan pelepasan telur
yang matang dari folikel dalam indung telur. Organ reproduksi dianggap sudah
cukup matang pada usia 18 tahun, pada usia ini rahim (uterus) bertambah panjang
dan indung telur bertambah berat.
Dalam masa reproduksi, usia
dibawah 20 tahun adalah usia yang dianjurkan untuk menunda perkawinan dan
kehamilan. Dalam usia ini remaja masih dalam proses tumbuh kembang baik secara
fisik maupun psikis. Proses tumbuh kembang berakhir pada usia 20 tahun, dengan
alasan ini maka perempuan dianjurkan menikah pada usia 20 tahun. Apabila
pasangan suami isteri menikah sebelum pada usia tersebut, dianjurkan untuk menunda
kehamilan sampai usia isteri 20 tahun dengan menggunakan alat kontrasepsi
Ø
Perkawinan
di usia dewasa
Perkawinan di usia
dewasa akan menjamin
kesehatan reproduksi ideal bagi wanita sehingga kematian ibu melahirkan dapat
dihindari. Perkawinan di usia dewasa juga akan memberikan keuntungan dalam hal
kesiapan psikologis dan sosial ekonomi.
dalam hal kesiapan psikologis dan sosial ekonomi. Misalnya :
dalam hal kesiapan psikologis dan sosial ekonomi. Misalnya :
Faktor
Psikis
Seseorang yang melakukan perkawinan di usia dewasa akan lebih siap untuk saling menjaga, saling merawat, menyayangi, dan mendidik anak dengan baik, dapat membagi pekerjaan rumah tangga dengan adil, serta memiliki kematangan emosi.
Seseorang yang melakukan perkawinan di usia dewasa akan lebih siap untuk saling menjaga, saling merawat, menyayangi, dan mendidik anak dengan baik, dapat membagi pekerjaan rumah tangga dengan adil, serta memiliki kematangan emosi.
Faktor
Sosial dan Ekonomi
Ketika kita memilih perkawinan di usia dewasa kita akan lebih mampu menjaga hubungan dengan mertua dan saudara ipar, mampu menghormati dan bersikap toleran dengan pasangan dan orang lain, punya penghasilan tetap, dan dapat mengatur uang dengantepat.
Selain yang disebutkan diatas, manfaat Pendewasaan Usia Perkawinan adalah kesempatan bagi kita untuk memperoleh pendidikan yang luas dan pekerjaan yang diidamkan, kesempatan mempersiapkan masa depan yang lebih baik karena persaingan hidup yang lebih berat, serta kita bisa aktif dalam kegiatan masyarakat dan berprestasi dalam bidang minat.
Ketika kita memilih perkawinan di usia dewasa kita akan lebih mampu menjaga hubungan dengan mertua dan saudara ipar, mampu menghormati dan bersikap toleran dengan pasangan dan orang lain, punya penghasilan tetap, dan dapat mengatur uang dengantepat.
Selain yang disebutkan diatas, manfaat Pendewasaan Usia Perkawinan adalah kesempatan bagi kita untuk memperoleh pendidikan yang luas dan pekerjaan yang diidamkan, kesempatan mempersiapkan masa depan yang lebih baik karena persaingan hidup yang lebih berat, serta kita bisa aktif dalam kegiatan masyarakat dan berprestasi dalam bidang minat.
Ø Sikap terhadap penundaan usia perkawinan:
1.
Keyakinanakan
hasil
atau manfaat yang diperoleh
dari penundaan usia perkawinan, dan
2.
Evaluasi
terhadap
masing-masing
hasil yang diperoleh dari
penundaan usia perkawinan.
SIKAP terhadap
penundaan
usia perkawinan dalam kategori
tinggi yakni sebesar 77,5%, NORMA subyektif 50,5% untuk kategori tinggi dan
22% untuk kategori sangat tinggi, INTENSI penundaan usia perkawinan sebesar 48,5%,
untuk kategori tinggi dan 24,5% untuk kategori sangat tinggi.
Faktor-faktor yang mendorong
perkawinan di usia muda :
-
Factor
ekonomi,
-
Factor
pendidikan,
-
Fakto
orang tua,
-
Factor
diri
sendiri,
-
Factor
adat
setempat
Ø TERMINASI
Masih
banyak
masyarakat
berargumen bahwa apabila
perempuan sudah menstruasi pertama kali, sudah layak untuk menikah. Pada
saat ini, terutama di desa-desa, anak perempuan pada usia sangat dini
telah dinikahkan oleh orang tuanya. Menikah di usia muda akan membawa banyak
konsekuensi kesehatan, pendidikan, ekonomi dan sosial, disamping itu menikah di
usia muda memiliki potensi lebih besar gagal (cerai) karena ketidaksiapan
mental dalam menghadapi dinamika rumah tangga tanggung jawab atas peran masing
masing seperti dalam mengurus rumah tangga, mencukupi ekonomidan
mengasuh
anak.
Undang-undang No. 23 Tahun
2002 Pasal 1 tentang Perlindungan Anak menyebutkan bahwa Anak adalah seseorang
yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan. Maka dari itu, perkawinan pada usia tersebut haruslah dicegah.
Namun, undang-undang
tersebut
ternyata mengalami
disharmonisasi dengan UU Perkawinan No.1 Tahun 1974 yang menyebutkan bahwa
perempuan hanya boleh melangsungkan perkawinan jika telah mencapai usia 16
tahun dan usia 19 tahun bagi laki-laki dengan ketentuan mendapatkan izin
dari orang tua. Dengan usia seperti itu, semestinya belum bisa dianggap dewasa
untuk hubungan seksual karena belum memiliki kematangan secara fisik maupun
psikologis (Damanik; 2010).
Selain
itu, menurut
laporan di Ditjen Badan
Peradilan Agama, angka perceraian selalu meningkat, dan perceraian disebabkan
bermacam-macam alasan, antara lain karena tidak harmonis, tidak bertanggung
jawab, percekcokan terus menerus, dan lain sebagainya. Tetapi jika ditelusuri
lebih jauh lebih disebabkan karena perkawinan dini.
Pengaruh pendewasaan usia perkawinan
Dalam mewujudkan generasi berencana
Berdasarkan
analisis
masalah di atas, telah
diuraikan bahwa saat ini masih banyak terjadi perkawinan usia muda, terutama
pada perempuan di bawah 20 tahun. Banyak faktor yang memengaruhi perkawinan
usia muda ini, antara lain faktor ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya.
Ketentuan
batas
usia
perkawinan yang diatur dalam
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 yakni sebenarnya sudah tidak sesuai lagi dengan
zaman sekarang. Untuk ukuran sekarang, 19 tahun bagi laki-laki berarti
baru lulus Sekolah Menengah Atas, dan 16 tahun bagi perempuan baru lulus
Sekolah Menengah Pertama. Selain itu, peraturan perundang-undangan masih
terlalu rendah mengatur usia seseorang bisa menikah, telah memberikan
persetujuan hubungan seksual dan menafikan kenyataan bahwa anak-anak masih
perlu didorong untuk melanjutkan pendidikan serta menikmati masa remajanya.
Perkawinan yang
dilangsungkan
pada
umur tersebut secara psikis
dipandang belum siap untuk melakukan perkawinan dengan segala akibatnya,
sehingga menurut pengalaman ada persoalan sedikit saja berujung di Pengadilan
Agama untuk menyelesaikan perceraiannya. Menurut promovendus, H. Andi Syamsu Alam
SH, MH, perkawinan diijinkan bagi laki-laki sudah mencapai umur 21 tahun dan
bagi perempuan sudah mencapai umur 19 tahun karena menurut KUH Perdata anak
dipandang dewasa kalau sudah umur 21
tahun, mindset masyarakat
mengawinkan anaknya sebelum umurtersebut, perludiubah
Saat
ini
telah
diusulkan revisi terhadap
Undang-undang (UU) Perkawinan, khususnya pasal tentang umur minimal orang yang
boleh menikah, yakni minimal 20 untuk perempuan dan laki-laki 25 tahun.
(Sugiri; 2010; BKKBN). Hal ini didasarkan pada temuan di lapangan yang
menyebutkan banyak kendala pada keluarga yang memulai bahtera rumah tangganya
tanpa perencanaan matang danmasihterlalumuda.
Pada
dasarnya
pernikahan
usia dini tidak selamanya
memberikan dampak positif, tetapi memberikan dampak merugikan bagi masyarakat
itu sendiri. Maka dari itu, BKKBN memberikan solusi melalui Program Genre-nya,
yakni Program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP).
PUP merupakan
bagian
dari Program KB untuk
generasi muda dengan sebutan Genre (Generasi Berencana). Dalam generasi
berencana (Genre), generasi/remaja pada masa transisi merencanakan kapan akan
menikah dengan menunda usia perkawinan sampai minimal 20 tahun untuk perempuan
dan 25 tahun untuk laki-laki. Dengan perencanaan dan persiapan kehidupan
berumah tangga, kapan harus hamil, berapa jarak kelahiran, dan bercita-cita
untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera, sehingga kelak
menjadi keluarga yang berkualitas dan dapat mencegah ledakan penduduk di masa
yang akandatang.
Penundaan usia perkawinan juga secara langsung memberi dampak
mempercepat penurunan tingkat kelahiran. Di samping itu, penundaan usia
perkawinan juga berakibat pada penurunan kematian ibu, anak, dan bayi karena
pada saat melahirkan ibu lebih matang dan dewasa. beberapa alasan mengapa kamu perlu
menunda usia kawin pertama dan kehamilan pertamamu khususnya yang berkaitan
dengan kesiapan fisik serta beberapa risiko yang dapat kamu alami apabila
dilihat dari sudut pandang medis, seperti :
1. Kondisi rahim dan panggul belum berkembang optimal
sehingga dapat mengakibatkan risiko kesakitan dan kematian pada saat
persalinan, nifas serta bayi kamu.
Kemungkinan timbulnya risiko medik seperti
keguguran, preeklamsia (tekanan darah tinggi, cedema, proteinuria), eklamsia
(keracunan kehamilan), timbulnya kesulitan persalinan, lahir sebelum waktunya,
Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR), Fistula Vesikovaginal (merembesnya air
seni ke vagina), Fistula Retrovaginal (keluarnya gas dan feses/tinja ke
vagina).
Oleh karena itu mulai sekarang perlu kamu pertimbangkan
untuk meningkatkan usia kawinmu jadi lebih dewasa lagi. Sehingga kamu
bisa mempersiapkan dan menyongsong masa depanmu dengan lebih terencana dan
lebih baik.
Ø
GENRE
A. Latar
belakang
1. Masalah Remaja
Kompas
(28/11/2008) memberitakan: “Pelajar Indonesia Eda Islamy Qomaruddin (9), keluar
sebagai juara pertama International Art Competition for Children’s Painting
“Mission Rescuer 2008” yang digelar kementrian urusan situasi darurat bulgaria
bekerjasama dengan kementrian pendidikan dan IPTEK serta kementrian kebudayaan
bulgaria. Lomba melukis diadakan ketiga kementrian bulgaria, untuk pertama
kalinya mengikutsertakan peserta internasional dari negara di luar bulgaria”.
Dubes immanuel robert inkiwirang mengatakan sebagai dubes RI di bulgaria merasa
bangsa atas keberhasilan anak indonesia meraih juara pertama di ajang lomba
internasional tersebut.
Majalah iptek orbit (19 november,
2008), bekerja sama, dengan Nestle Dancow selesai menggelar Pentas Kreasi Anak
Indonesia (PKAI) 2008-Funtastic 10 untuk yang ketujuuh kalinya sejak 2002.
Hingga kini sekitar 25.000 anak indonesia telah ambil bagian dalam PKAI, 588 di
antaranya memenangkan berbagai Olimpiade Matematika dan Lomba Percobaan IPA
(Ilmu Olimpiade Matematika dan Lomba Percobaan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Di
tahun 2008 ini, PKAI yang bertemakan Langkah Awal Menuju Prestasi
Internasional, diselenggarakan di tiga kota, yaitu di Surabaya 2 November,
dengan sekitar 1.500 peserta, kemudian di Yogyakarta 9 November dengan sekitar
1.100 peserta, dan sebagai penutup di Jakarta 23 November 2008 dimana sekitar
2.000 peserta telah mendaftar. “Minat peserta semakin bertambah. Bila pada
penyelenggaraan pertama 2002 peserta hanya 1.000 anak, maka 2008 telah menjadi
4.500 peserta. Ini menunjukan bahwa pelajar Indonesia meminati IPA dan MatematiK.
Kompas (17/9/2008) memberitahukan
bahwa SMA Yadika 10 di Kosambi, Tangerang meraih juara I lomba Peneliti Remaja
Indonesia 2008 dengan judul penelitian “Usulan Program Pencegahan ala Remaja di
Kecamatan Kosambi dan sekitarnya, yang diselenggarakan Yayasan Cinta Bangsa
(YCAB). Lomba yang diikuti 21 kelompokan dari diadakan dalam rangkaian
peringatan Hari Anti Narkoba Internasional. “Mereka (SMA Yadika 10, Kosambi)
memang pantas untuk menang. Hasil internasional (Bulgaria) yang dimenangkan
oleh remaja-remaja Indonesia di atas, tentunya bagi kita adalah berita gembira.
Kita dibuat bangga dan tersenyum. Kendati kalau dilihat dari jumlah yang
berprestasi masih sangat sedikit bila dibandingkan dengan jumlah remaja
Indonesia yang saat ini (2009) diperkirakan sebanyak sekitar 64 juta orang atau
sekitar 28,6% dari jumlah Penduduk Indonesia (remaja umur 10-24 tahun, menurut
UNFPA dan World Bank).
Dibalik
cerita gembira diatas, ternyata ada sisi lain dari gambaran remaja indonesia
yang membuat kita para orang tua, guru, tokoh masyarakat dan pemerintah menjadi
sedih dan prihatinm yaitu prilaku remaja terkait dengan Seksualitas, Narkoba
dan AIDS.
ü Remaja
dan seksualitas
Perilaku
seksual remaja indonesia tampaknya sudah sangat mengkhawatirkan. Kekhawatiran
ini sangat beralasan, seperti yang dapat dilihat dari hasil-hasil penelitian
berikut ini.
· Penelitian
yayasan Kusuma Buana (1993) di 12 kota besar menunjukan bahwa 10% remaja putri
dan 31% remaja putra mengaku pernah melakukan hubungan seks pernikahan.
· Pengkahila
(1996) melaporkan hasil penelitiannya bahwa 18% remaja putri dan 27% remaja
putra di Bali mengaku sudah tidak perawan lagi.
· Perkumpulan
KB indonesia (PKBI 1997) melaporkan hasil penelitiannya bahwa 75% remaja di
Lampung mengaku sudah melakukan seks pranikah.
· Situmorang
(2001) mengatakan bahwa penelitiannya menemukan bahwa 9% remaja putri dan 27%
remaja putra di Medan mengaku sudah tidak perawan lagi.
· Hasil
penelitian DKT indonesia (2005) membuktikan bahwa remaja secara terbuka menyatakan
telah melakukan seks pranikah di Jabotabek (51%) Surabaya (47%) dan Medan
(52%).
· Menurut
survei komnas perlindungan anak di 33 provinsi menyimpulkan:
· 97%
remaja SMP dan SMA pernah menonton film porno.
· 93,7%
remaja SMP dan SMA pernahh ciuman, genital stimulation (meraba obat kelamin)
dan oral sex (sex melalui mulut).
·
62,7% remaja SMP dan SMA tidak perawan.
21,2% remaja mengaku pernah aborsi. Data PKBI tahun 2006 menunjukan bahwa
kisaran umur pertam akali melakukan hubungan seks pranikah pada umur 13-18
tahun, 60% tidak menggunakan alat kontrasepsi, dan yang sangat mengejutkan
adalah 85% dilakukan di rumah sendiri. Data pusat Keluarga Berencana Indonesia
(PKBI, 2006) menunjukan bahwa: 2,5 juta perempuan pernah melakukan aborsi
pertahun. 27% dilakukan oleh remaja (+700 ribu), sebagian besar dilakukan
dengan cara tidak aman. 30-35% aborsi ini adalah penyumbangan terhadap tingkat
kematian ibu (Maternal Mortality Rate) indonesia yang saat ini berada pada
peringkat tetringgi di ASEAN.
ü Remaja
dan narkoba
Data
BNN 2008, menunjukan bahwa 1,5% dari jumlah pendudukan indonesia (sekitar 3.2
juta jiwa) adalah pengguna narkoba. Dari jumlah tersebut 78% diantaranya adalah
remaja usia 20-29 tahun. Diketahui dari data tersebut bahwa 800.000 diantara
remaja madat Narkoba adalah pelajar dan mahasiswa menggunakan jarum suntik.
Sebesar 60% dari pengguna jarum suntik tersebut sudah terjangkit HIV/AIDS.
Dalam setahun terkahir, diantara 100 mahasiswa rata-rata 8 mahasiswa pernah
mengkonsumsi Narkoba. Penyalah-gunaan Narkoba lebih tinggi 3-6 kali dikampus
swasta dibanding negeri. Sekitar 19% remaja/mahasiswa di Akademi/Perguruan
Tinggi pernah ditawari Narkoba oleh temannya. Kampus dan rumah teman disebut.
Sebagai tempat menawarkan Narkoba.
ü Remaja
dan AIDS
Data
Depkes, Maret 2009, secara kumulatif jumlah kasus AIDS atau orang yang saat ini
positif terjangkit AIDS di Indonesia adalah sebesar 16.964 kasus. 53.58% dari
jumlah tersebut adalah remaja. Dilaporkan dari data tersebut bahwa penularannya
adalah melalui: homosex 3.6%, heterosex 55%, IDU (Injecting Drug Users) 46% dan
lainnya 3.1%.
Dari data di atas dapat disimpulkan
bahwa prilaku sebagian besar remaja indonesia ternyata tidak sehta. Sebagian
besar (sekitar 60%) remaja mengaku telah mempraktekkan sekes pranikah, sebagian
besar (sekitar 70%) remaja adalah pengguna Narkoba; separuh (sekitar 50%) dari
pengidap AIDS adalah kelompok umur remaja. Untuk kelompok remaja yang
berprilaku tidak sehat dan tidak berakhlak mulya ini, pastilah tidak dapat
dikatakan sebagai asset keluarga, masyarakat dan bangsa, bahkan sebaliknya,
mereka adalah beban keluarga, masyarakat dan bangsa. Pertanyaan kita kenapa
remaja indonesia berprilaku tidak sehat seperti itu? Kenapa jumlah dari
kelompok ini cenderung semakin banyak sepuluh tahun terakhir ini? Salah satu
sebabnya adalah karena para remaja Indonesia kurang memahami dan mempraktikan
hidup yang sehat dan berakhlak mulya.
2.
Solusi
Masalah Remaja
Merujuk kepada hasil analisi dari
masalah remaja seperti diatas, maka solusi permasalahan remaja tentunya terkait
dengan lingkungan yang menjadi akar masalah remaja tersebut. Dengan kata lain
pemecahan masalah remaja terkait dengan perbaikan kehidupan keluarga dan rumah
tangga, perbaikan iklim belajar mengajar di sekolah dan perguruan tinggi,
perbaikan kehidupan bermasyarakat, perbaikan dilingkungan media massa dan
terutama sekali perbaikan dalam kehidupan pergaulan antar remaja. Buku Genre
yang sehat dan berakhlaq Mulya ini adalah salah satu upaya untuk mengatasi
masalah-masalah remaja yang berkaitan dengan praktik kehidupan yang tidak sehat
dan tidak berakhlak diantara sesama remaja. Karena buku ini membahas dua issu
pokok yang dibahas diatas, yaitu bagaimana Genre bisa memahami dan mempraktik
hidup sehat dan hidup dengan akhlak mulya.
MENJADI GENRE YANG SEHAT
A. Konsep Hidup Sehat dan Masalah Kesehatan
Remaja
1. Pengertian
Sehat Fisik, Mental dan Sosial
Kesehatan merupakan
salah satu kebutuhan dasar dari manusia mulai dari sejak lahir, anak, remaja
sampai dengan lanjut usia.
Menurut WHO (2005) kesehatan adalah
suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas
dari penyakit atau kecacatan.
Berdasarkan UU No.23 tahun 1992:
kesehatan di definisikan sebagai keadaan sejahtera dari fisik,mental dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Berdasarkan dua definisi diatas maka
dapat diambil kesimpulan bahwa untuk dikatakan sehat, seseorang harus berada
pada suatu kondisi fisik, mental dan sosial yang bebas dari gangguan. Gangguan
yang di maksud seperti penyakit atau perasaan tertekan.
a. Sehat
Fisik
Sehat
fisik merupakan komponen terpenting dari keadaan sehat secara keseluruhan.
Sehat fisik artinya tidak merasa sakit dan secara klinis tidak sakit, seluruh
organ tubuh berada dalam ukuran yang sebenarnya dan berada dalam kondisi
optimal, serta dapat berfungsi normal.
b. Sehat
Mental
Kesehatan mental didefinisikan sebagi
suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan emosional
yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan
keadaan orang lain (UU No.23 tahun 1966), definisi lain mengatakan kesehatan
mental adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara semua fungsi
jiwa, serta memiliki kesanggupan menghadapi problem biasa yang terjadi, dan
secara positif meraskan akan kebahgiaan dan kemampuan dirinya (Zakiyah Darajat,
1975). Orang yang sehat mental adalah orang yang relatif bebas dari keluhan
fisik dan mampu bersikap toleran terhadap ketidaknyamanan kondisi fisik sesaat
dengan cara yang baik (Sawitri Supardi, Psikolog).
Ciri-ciri orang yang sehat mental
1. Merasa
nyaman terhadap dirinya
2. Merasa
nyaman berhubungan dengan orang lain
3. Mampu
memenuhi kebutuhan hidup
4. Menerima
ide dan pengalaman baru
5. Merasa
puas dengan pekerjaannya
c. Sehat
Sosial
Seseorang dikatakan sehat secara sosial
jika ia mampu berhubungan dengan orang lain secar baik, atau mampu berinteraksi
dengan orang atau kelompok lain tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama atau
kepercayaan, status sosial, ekonomi dan politik. Secara umum disepakati, bahwa
sehat secara sosial berkonotasi dengan kemampuan seseorang untuk membina
hubungan keakraban dengan sesame, memiliki tanggung jawab menurut kapasitas
yang dimilikinya, dapat hidup secara efektif dengan sesame,dan menunjukkan
prilaku sosial yang penuh perhitungan.
Berbagai lingkungan yang berperan dalam
perkembangan prilaku remaja :
1. Lingkungan
keluarga
Keluarga merupakan lingkungan yang
pertama dan utama. Banyak penelitian yang dilakukan para ahli menemukan bahwa
remaja yang berasal dari keluarga yang penuh perhatian, hangat dan harmonis
mempunyai kemampuan dalam menyesuaikan diri dan sosialisasi yang baik dengan
lingkungan sekitarnya (Hurlock, 1973). Keluarga merupakan satu organisasi yang
paling penting dalam kelompok sosial dan keluarga merupakan lembaga di
masyarakat yang paling utama bertanggung jawab untuk menjamin kesejahteraan
sosial dan kelestarian biologis anak manusia (Kartono, 1977).
2. Lingkungan Sekolah
Sebagian besar waktu remaja dihabiskan
disekolah, sehingga sekolah juga mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap
perkembangan masa remaja. Disekolah remaja menghadapi beratnya tuntutan guru,
orang tua, persaingan antar teman dan beban kurikulum yang dapat menimbulkan
beban mental. Untuk diperlukan peran dari wali kelas atau guru pembimbing dan
orang tua dalam mengoptimalkan perkembangan jiwa remaja.
3. Lingkungan
Teman Sebaya
Remaja lebih banyak berada diluar rumah
bersama teman sebayanya, jadi dapat dimengerti bahwa sikap, pembicaraan, minat,
penampilan dan prilaku teman sebaya lebih banyak pengaruhnya dari pada
keluarga. Didalam kelompok sebaya, remaja berusaha menemukan dirinya. Kelompok
sebaya memberikan lingkungan yaitu tempat remaja melakukan sosialisasi dimana
nilai yang berlaku bukan nilai yang ditetapkan oleh kelompok dewasa melainkan
nilai yang di tetapkan oleh teman seusianya. Hal ini menjadi berbahaya bagi perkembangan
jiwa remaja jika terjadi nilai yang ditetapkan adalah nilai yang bersikap
negative.
4. Lingkungan
Masyarakat
Dalam kehidupannya manusia di bimbing
oleh nilai-nilai yang merupakan pandangan terhadap apa yang baik dan buruk juga
oleh pasangan nilai materi dan non materi. Jika manusia ingin hidup damai
dimasyarakat maka harus dapat menyeimbangkan antara kedua pasangan nilai
tersebut, namun kenyataannya dewasa ini masyarakat lebih mengedepankan nilai
materi dibandingkan non materi / spiritual. Lingkungan masyarakat yang
mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan sosial remaja terdiri dari
sosial budaya dan media masa.
2. Masalah
dan Kesehatan Remaja
1. Masalah
kesehatan fisik
Beberapa penyakit yang sering dijumpai
dikesehatan remaja :
a. Akne
(jerawat)
Merupakan masalah kulit
yang paling menganggu remaja dan ditemukan pada sekitar 80% remaja. Penyakit
ini merupakan gangguan yang mengenai beberapa kelenjar minyak yang ditandai
dengan sumbatan dan peradangan folikel. Akne berkaitan dengan masalah kebersihan
kulit, pola makan, hormonal, psikologis,dan infeksi bakteri.
Akne
paling sering terjadi pada masa remaja dan dimulai pada awal pubertas insiden
akne pada remaja bervariasi antara 30-60%dengan insiden terbanyak pada usia
14-17 thn pada perempuan dan 16-19 tahun pada laki-laki.
b. Gangguan
pada mata
Miopi (rabun jauh) dan
cedera pada mata merupakan gangguan pada mata yang sering ditemukan pada remaja
. kebanyak cidera pada mata terjadi pada remaja laki-laki. Olah raga yang
sering menimbulkan cidera pada mata adalah bulu tangkis, tenis,dan sepak bola. Miopi(rabun
jauh)berkemungkinan terjadi pada anak-anak yang lahir dari pasangan yang
menderita miopi. Tetapi belum tentu semua anak dari pasangan miopi akan selalu
mengalami masalah ini. Selain itu, kelamaan menonton computer atau televise dan
jangka waktu yang lama, atau jarak dekat, membaca dalam keadaan gelap, membaca
dalam keadaan tiduran, jarang makan makanan yang banyak mengandung vitamin A ,
vitamin A juga menjadi beberapa faktor penyebabnya. Cara mengatasi gangguan
penglihatan pada penyebab miopi adalah dengan penggunaan kaca mata berlensa
lensa minus atau lensa kontak.
c. Masalah
gizi
Masalah gizi pada
remaja akan berdampak negative pada tingkat kesehatan masyarakat misalnya penurunan konsentrasi
belajar, resiko melahirkan bayi dengan BBLR, dan penurunan kesegaran jasmani.
Banyak penelitian telah dilakukan menunjukan kelompok remaja menderita banyak
masalah gizi antara lain, anemia dan obesitas. Prevalensi anemia pada remaja
berkisar 40-88%, sedangkan pre pravalensi remaja dengan obesitas 4-11,4% . banyak
faktor yang dapat menjadi penyebab ini. Dengan mengetahui faktor –faktor
penyebab yang mempengaruhi gizi tersebut akan membantu upaya penangulangannya.
Anemia adalah keadaan
dimana jumlah sel darah merah di dalam tubuh kurang dari normal, atau sel darah
merah kurang mengandung hemoglobin. Anemia yang paling sering dialami adalah
anemia defisiensi besi, dimana tubuh tidak mempunyai cukup zat besi untuk
membentuk hemoglobin. Kurangnya hemoglobin menyebabkan oksigen yang diedarkan
ke seluruh tubuh menjadi lebih sedikit.
Tubuh memperoleh zat
besi dari makanan. Makanan yang banyak mengandung zat besi antara lain adalah
dari bahan hewani ( daging, kerang-kerangan, ikan, ayam, hati dan telur) dan
dari bahan nabati ( sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan dan tempe ).
Rendahnya kadar zat besi dalam tubuh setidaknya dapat disebabkan oleh lima hal,
antara lain :
·
Makanan tidak cukup mengandung zat besi
(Fe)
·
Komposisi makanan tidak baik untuk
penyerapan Fe (banyak sayuran, kurang daging)
·
Gangguan penyerapan Fe (penyakit usus,
reseksi usus)
·
Kebutuhan Fe meningkat (pertumbuhan yang
cepat, pada bayi dan adolesensi, kehamilan)
·
Perdarahan kronik atau berulang
(epistaksis, hematemesis, anikilostomiasis).
Obesitas timbul karena
jumlah kalori yang masuk melalui makanan lebih banyak dari pada kalori yang
dibakar, keadaan ini bila berlangsung bertahun-tahun akan mengakibatkan
penumpukan jaringan lemak yang berlebihan dalam tubuh, sehingga terjadilah
obesitas. Dikalangan remaja, obesitas merupakan permasalahan yang merisaukan,
karena menurunkan rasa percaya diri seseorang, menyebabkan gangguan psikologi
yang serius dan kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Penyebab
obesitas beraneka ragam. Menurut Mu’tadin (2002), ada beberapa faktor pencetus
obesitas, diantaranya adalah faktor genetik, pola makan yang berlebihan, kurang
aktifitas/olahraga, emosi serta faktor lingkungan.
d. Perilaku
Makan Menyimpang
Pemilihan makan pada remaja sering
dipengaruhi oleh tekanan sosial, teman dan orang tua sebagai panutan yang
mempunyai budaya dan keyakinan bahwa tubuh itu harus langsing. Perilaku makan
menyimpang adalah masalah emosi dan fisik yang dihubungkan dengan obsesi
terhadap makanan, berat badan, dan bentuk tubuh. Contoh perilaku makan
menyimbpang adalah anoreksia nervosa dan bulmia.
e. Kelainan
Ortopedik
Kebiasaan sikap tubuh, misalnya
kebiasaan duduk yang salah saat belajar, dapat menyebabkan kelainan pada tulang
punggung. Kebiasaan sikap tubuh yang salah dapay menyebabkan perubahan
kelengkungan tulang belakang. Kelainan itu berupa:
·
Tulang belakang yang melengkung atau
membengkok ke arah depan disebut juga lordosis.
·
Tulang belakang yang terlalu membengkok
ke belakang atau disebut kifosis
·
Tulang belakang yang terlalu melengkung
atau membengkok ke samping kanan atau samping kiri disebut skoliosis.
Pencegahan kelainan ini meliputi
pencegahan primer dan sekunder, yang merupakan tindakan yang dilakukan untuk
mencegah dan menemukan kelainan sedini mungkin. Pencegahan tersebut meliputi:
·
Duduk dengan posisi benar
·
Menghilangkan kebiasaan bertopang dagu
·
Berolahraga teratur
·
Diet yang cukup kalsium dan vitamin D
·
Kecelakaan
2. Masalah
Kesehatan Sosial Remaja
Masalah utama remaja
berawal dari pencarian jati diri. Mereka mengalami krisis identitas karena
merasa sudah besar untuk dimasukan kedalam kelompok anak-anak, nmaun kurang
besar dalam kelompk dewasa. Hal ini merupakan masalah bagi setiap remaja
dibelahan dunia ini, oleh karena pergumulan dimasa remaja ini, maka remaja
mempunyai kebutuhan sosialisasi yang seoptimal mungkin, serta dibutuhkan pengertian
dan dukungan orang tua dan keluarga dalam kerentanan di masa remaja.
Permasalahan remaj seperti penyalahgunaan narkoba, seks pranikah, aborsi, kawin
muda, dan ims.
1. Narkoba
Banyak dikalangan
remaja yang sifat nya ingin tahu dan ingin coba-coba. Ada beberapa alasan remaja ingin menggunakan
narkoba antara lain alasannya :
1. Hal ini sudah dianggap sebagai suatu gaya
hidup masa ini
2. Dibujuk orang agar merasakan manfaatnya
3. Ingin lari dari masalah yang ada,
untuk merasakan kenikmatan sesaat
4. Ketergantungan dan tidak ada
keinginan untuk berhenti dan mungkin masih
banyak alasan lainnya.
2.
Hubungan Seksual Pra Nikah
Salah satu perilaku resiko tinggi yang terjadi dan menjadi masalah masaa remaja adalah perilaku yang berkaitan dengan seks pra nikah. Berdasarkan survei dari komnas perlindungan anak (KPA) di 33 provinsi tahun 2008 menyebutkan bahwa sebanyak 97% remaja SMP dan SMA pernah menonton film porno.
Salah satu perilaku resiko tinggi yang terjadi dan menjadi masalah masaa remaja adalah perilaku yang berkaitan dengan seks pra nikah. Berdasarkan survei dari komnas perlindungan anak (KPA) di 33 provinsi tahun 2008 menyebutkan bahwa sebanyak 97% remaja SMP dan SMA pernah menonton film porno.
Faktor yang mempengaruhi prilaku seksual
pra nikah dikalangan remaja adalah :
1. Perspektif
biologis, keadaan pubertas dan perkembangan hormonal menimbulkan perilaku
seksual.
2. Kurangnya
komunikasi yang terbuka antara orang tua dan remaja
3. Pengaruh
teman sebaya
4. Kurang
pemahaman dan penghayatan nilai-nilaai keagamaan
5. Minimnya
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan dampak seks pranikah.
3. Aborsi
Aborsi merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang belum teratasi sampai saat ini . menurut UU
No.23 tentang kesehatan pasal 15 tindakan aborsi tanpa indikasi medis merupakan
tindakan illegal dengan ancaman denda dan hukuman penjara bagi pelakunya.
4. Kawin
muda
Semakin muda usia
perkawinan pertama semakin besar resiko yang dihadapi ibu dan anak . salah satu
indikator kesejahteraan rakyat adalah angka kematian ibu.
5. Infeksi
menular seksual (IMS)
Peningkatan kejadian
IMS pada remaja disebabkan oleh kurangnya pengetahuan remaja tentang IMS dan
kurangnya kesadaran remaja untuk menggunakan kondom pada saat melakukan
hubungan seksual dengan pekerja sek komersial. Diantara para remaja masih
percaya bahwa IMS dapat dicegah dengan cara meningkatkan staminadan meminum
antibotik sebelum berhubungan seks.
3.
Masalah Kesehatan Mental
Penyimpangan tugas perkembangan remaja dapat
terjadi jika seseorang mengalami
konflik pada masa perkembangannya, sehingga menunjukan perilaku yang tidak
sesuai dengan tahap usiaanya. Jika tidak terselesaikan dengan baik, maka dapat
menimbulkan masalah kesehatan mental. Masalah tersebut dapat berasal dari diri
remaja itu sendiri, hubungan antara orang tua dengan remaja, atau akibat
interaksi sosial diluar lingkungankeluarga. Akibat lanjut masalah kesehatan
mental ,seperti :
a.
Bingung peran
Karakteristik prilaku remaja yang mengalami bingung peran
adalah saat ia merasa bingung, ragu-ragu dan melakukan perilaku anti sosial.
Penyebabnya adalah tidak menemukan cirri khas (kekuatan dan kelemahan) dirinya,
serta tidak diterima lingkungan pada setiap tahapan usia.
b.
Kesulitan belajar
Suatu kondisi dimana remaja tidak
menunjukan prestasi sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Faktor penyebab
terjadinya kesulitan belajar antara lain berasal dari faktor internal yaitu
ketidak mampuan psikologi dan fisik siswa, seperti kognitif, afektif dan
psikomotor dan faktor eksternal yaitu keadaan yang datang dari luar diri siswa,
seperti lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah. Penanganan kesulitan
belajar perlu mempertimbangkan penanganan dibidang edukatif dan bidang medis
(terapi obat dan psikoterapi individu).
c.
Kenakalan remaja
Adalah
perilaku yang melampaui batas toleransi orang lain dan lingkungannya.
Faktor
penyebab kenakalan remaja antara lain:
·
Faktor genetic misalnya gangguan tingkah
laku pada masa kanak-kanak yang semakin parah dengan bertambahnya usia seperti
bersikap kejam pada binatang atau suka bermain api.
·
Faktor pola asuh orang tua yang tidak
sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak misalnya permissive, otoriter dan
acuh tak acuh.
·
Faktor psikososial misalnya rasa rendah
diri,penanaman nilai yang salah dan pengaruh media massa yang tidak baik.
d.
Prilaku Seksual Menyimpang
Adalah segala tingkah laku yang didorong oleh
hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesame jenis. Bentuk-bentuk
perilaku ini dapat beraneka ragam mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah
laku berkencan, bercemburu dan bersenggama. Contoh perilaku seksual yang
menyimpang antara lain masturbasi atau onani dan berpacaran dengan berbagai
perilaku seksual yang ringan seperti sentuhan, pegangan tangandan ciuman.
4.
Masalah Penyakit Keturunan
a.
Kelainan yang Disebabkan Penyakit
Keturunan
Kelainan yang diturunkan umumnya akibat adanya gen-gen pembawa
sifat pada individu-individu yang bersangkutan. Sifat yang normal atau berupa
kelainan yang muncul pada seorang manusia banyak di pengaruhi oleh sepasang
gen. sifat yang dipengaruhi oleh gen tersebut dapat dibagi menjadi sifatyang
menonjol atau dominan dan sifat yang membawa atau resesif. Beberapa macam cacat
dan penyakit yang diderita oleh manusia diperoleh dari sifat-sifat yang
diwariskan oleh kedua orang tuanya.
Ciri-cirinya :
· Pada
umumnya tidak dapat disembuhkan
· Tidak
menular
· Biasanya
dibawa oleh gen yang bersifat resesif
· Dapat
diusahakan agar dapat terhindar
· Buta
warna
b. Hemofilia
Hemofilia adalah kelainan pada darah yang bersifat menurun,
dimana darah yang keluar dari tubuh sukar untuk membeku. Penyakit hemofilia
merupakan penyakit menurun yang tidak dapat disembuhkan. Hemofilia ini lebih
banyak dijumpai pada laki-laki karena terpaut oleh kromosom X dan tidak
ditemukan pada wanita karena biasanya akan meninggal sejak dalam kandungan.
c. Albinisme
(Bulai)
Albino merupakan kelainan atu penyakit menurun yang dikendalikan
oleh gen resesif, yang tidak terpaut seks. Seseorang yang albino memiliki
ciri-ciri pigmentasi (pewarnaan kulit) dan organ tubuh lainnya tidak normal
(bulai) dan mempunyai penglihatan yang sangat peka, terutama terhadap cahaya
yang berintesitas tinggi, sehingga mereka tidak tahan cahaya. Seorang yang
bertubuh bulai (albino) dapat lahir dari pasangan suami istri normal atau suami
istri yang salah satu albino sedang yang lain normal
d. Gangguan
Mental
Gangguan mental termasuk cacat atau penyakit menurun,
diantaranya debil, imbilis, dan idiot. Seseorang yang mengalami gangguan mental
mempunyai ciri-ciri menunjukkan gejala kebodohan, reaksi refleknya lamban,
warna rambut dab kulit kekurangan pigmen, umumnya tidak berumur panjang, jarang
mempunyai keturunan dan bila air urinnya diberi larutan ferioksida 5%
menghasilkan warna senyawa turunan Phenylketonuria (PKU). PKU adalah suatu
kelainan genetic yang menyebabkan individu tidak dapat secara sempurna memetabolismekan
protein.
5.
Masalah Kelainan Gen
a.
Down Syndrom
Suatu
bentuk keterbelakangan mental yang secara genetic paling umum diturunkan,
disebabkan oleh munculnya suatu syndrome tambahan (ke-47). Kromosom tambahan
itu ada kemungkinan karena kesehatan sperma dan sel telur ikut terlibat.
Penderita down syndrome memiliki wajah yang bundar, tengkorak yang rata,
lipatan kulit tambahan sepanjang kelopak mata, lidah yang menonjol, tungkai dan
lengan pendek, dan keterbelakangan kemampuan
motorik dan mental.
b.
Anemia Sel Sabit
Kelainan
darah yang menghambat pasokan oksigen tubuh. Dapat menyebabkan pembengkakan
tulang pesendian, krisis sel sabit, kegagalan jantung dan ginjal. Sel darah
merah biasanya berbentuk seperti cakram atau piringan hitam. Sel-sel ini mati
dengan cepat sehingga terjadi anemia dan kematian individu secara dini.
Penyembuhan: penisilin, pengobatan menghilangkan rasa sakit, antibiotic,
transfuse darah.
c.
Klinefelter Syndrome
Suatu
kelainan gentik dimana laki-laki memiliki kromosom X tambahan. Menyebabkan
susunan kromosomnya menjadi XXY sebagai ganti XY. Pertambahan kromosom ini
menyebabkan abnormalitas fisik. Buah pelir laki-laki yang mengidap kelainan ini
tidak berkembang dan biasanya mereka memiliki buah dad yang besar dan menjadi
tinggi. Penyembuhan: terapi hormone.
d.
Turner Syndrom
Perempuan
kehilangan satu kromosm X, menyebabkan susunan kromosomnya menjadi XO sebagai
ganti XX. Syndrome ini menyebabkan abnormalitas fisik, keterbelakangan mental,
dan tidak berkembang secara seksual. Penyembuhan: terapi hormone.
6. Solusi
Masalah Kesehatan Remaja
a.
Pengolahan Keuangan Biaya Kesehatan
Mencegah memang lebih baik dari pada
mengobati, namun terlepas dari upaya pencegahan yang kita lakukan, tidak ada
salahnya jika kita membuat antisipasi lain jika ternyata ada anggota keluarga
yang memerlukan tindak perawat. Oleh karena itu, kita semua membutuhkan
pengetahuan tentang metode pengelolaan keuangan biaya kesehatan yang baik.
Di
Negara kita, untuk keluarga miskin juga sudah ditanggung biaya kesehatannya
melalui program Jamkesmas/Askeskin, atau mendapatkan asuransi kesehatan dari
perusahaan tempat bekerja. Jika kita tidak termasuk ke dalam kelompok yang
ditanggung tadi, maka mau tidak mau kita berkewajiban untuk melakukan berbagai
mekanisme perencanaan keuangan jika mengalami situasi dimana ada anggota
keluargakita yang sakit dan membutuhkan biaya pengobatan. Cara yang dapat
dilakukan adalah :
b.
Menabung
Cara yang paling efektif bagi keluarga atau
kepala keluarga yang tidak diasuransikan adalah dengan menabung dan menyisihkan
pendapatan dalam jumlah prosentase tertentu. Namun demikian, tidak berarti bagi
mereka yang sudah dijamin melalui program asuransi dapat membelanjakan uangnya
tanpa harus menabung cadangan anggaran ksehatan. Investasi kesehatan yang juga
sangat berarti yakni memeriksa kesehatan keluarga secara berkala untuk
mengetahui kondisi kesehatan keluarga.
c.
Asuransi Kesehatan
Asuransi kesehtan adalah jenis produk
asuransi yang secara khusus menjamin biaya kesehatanatau perawatan anggota
asuransi tersebut jika jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Produk asuransi
kecelakaan diselenggarakan baik oleh perusahaan asuransi sosial, perusahaan
asuransi jiwa, maupun perusahaan asuransi umum. Besarnya premi yang harus
dibayarkan dan besarnya nilai pertanggungan dalam asuransi kesehatan sangat
tergantung kepada program asuransi kesehatan yang kita pilih.
B. Mempraktikan Pola Hidup Sehat: Keseimbangan Nutrisi,
Olahraga dan Istirahat
1.
Memahami dan Berkomunikasi dengan Tubuh
Sendiri
a.
Memahami Tubuh Sendiri
Kita
semua tahu, “ pencegahan merupakan dokter yang terbaik dan termurah”, dan
pencegahan hanya bisa dilakukan oleh kita si pemilik tubuh, bukan oleh dokter
dan obat. Kita harus memahami bahwa tubuh kita terdiri dari ratusan sel yang
bekerja seperti pabrik, dimana untuk mengahsilkan produk yang bagus dibutuhkan
bahan baku yang berkualitas. Untuk itu agar sel tubuh dapat bekerja dengan
baik, maka komponen pendukungnya seperti lemak dan protein sebagai bahan baku
juga harus diperhatikan, bila tidak diperhatikan maka sel tidak dapat bekerja
secara baik dan akan menjadi pemicu turunnya daya tahan tubuh serta timbulnya
berbagai penyakit.
b.
Berkomunikasi dengan Tubuh Sendiri
Komunikasi
yang terjalin baik antara kita dengan tubuh kita, menghasilkan mekanisme tubuh
yang bagus. Semakin kita tahu bahasa tubuh kita , maka komunikasi yang terjalin
akan semakin baik dan kapanpun tubuh “berbicara”, kita dapat segera meresponnya
sebaik mungkin. Tubuh selalu member signal agar seluruh aktivitas kita sesuai
dengan yang tubuh inginkan, sebagai contoh:
· Rasa
Lapar : member informasi bahwa mesin pengolahan makanan kita sudah kosong dan
siap diisi lagi.
· Rasa
haus: member informasi agar menambah cadangan airdalam tubuh kita
· Rasa
Ngantuk: member informasi agar kita segera menidurkannya atau mengistirahatkannya
· Rasa
Lelah: member informasi agar kita mengistirahatkannya supaya energi kita segera
pulih seperti sedia kala setelah bekerja berlebihan.
· Rasa
Mual: mengindikasikan mesin pengolahan makanan kita sedang rusak atau
bermasalah bahkan mungkin banyak penumpukan toksin atau racun di organ
pencernaan, yang membuat kita harus bijak melakukan pembersihan atau
detoksifikasi
· Rasa
Sakit
· Demam
· Diare
· Konstipasi
(sulit buang air besar)
2.
Mempraktikan Pola Makan yang Teratur
Pada dasarnya, sehat dimulai dari apa yang
kita makan, karena itu penting bagi kita untuk mempertahankan kebutuhan gizi
tubuh. Kebutuhan gizi pada remaja lebih tinggi dari pada usia anak. Namun,
kebutuhan gizi pada remaja perempuan dan
laki-laki akan jelas berbeda. Hal ini disebkan oleh adanya pertumbuhan yang
pesat, kematangan seksual, perubahan komposisi tubuh, mineralisasi tulang, dan
perubahan aktivitas fisik. Meskipun aktifitas fisik tidak meningkat, tetapi
total kebutuhan energi akan tetap meningkat akibat pembesaran ukuran tubuh. Kebutuhan
nutrisi yang meningkat pada masa remaja adalah energi, protein, kalsium, besi,
zinc dan vitamin. Zat-zat gizi utama yang terkandung pada makanan adalah
protein (20-50%), karbohidrat (60%), asam lemak essensial (25%), vitamin (10%),
mineral (10%), dan air (50%).
3.
Melakukan Olah Raga dan Istirahat
Olahraga yang dilakukan secara berkala
sangat bagus untuk kesehatan fisik dan mental. Berolahraga secara teratur
selama ± 30 menit, dapat memacu jantung, pernafasan dan peredaran darah menjadi
lebih baik. Biasakan olahraga setiap hari dengan kegiatan yang ringan seperti
berjalan kaki, senam, fitness, joging, bersepeda, atau melakukan olahraga penuh
seperti main badminton, sepak bola, lari mataron, tenis, bola basket, dan lain
sebagainya. Olahraga member manfaat yang banyak, seperti yang dikemukakan oleh
Daniel M. Landers, Profesor ilmu kesehatan fisik dan olahraga Universitas Arizona:
a)
Olahraga dapat Meningkatkan Kekuatan
Otak
Tubuh
setelah berolahraga akan memompa lebih banyak darah sehingga kadar oksigen dalam
peredaran darah juga meningkat yang ujungnya yang mempercepat pemasukan darah
ke otak. Nah, kalau otak cukup mendapat asupan darah maka daya reaksi,
konsentrasi, kreatifitas, ketajaman pikiran dan kesehatan mental kita akan
meningkat.
§
Olahraga dapat Menghilangkan Stress
Dengan
berolahraga, maka otomatis konsentrasi pikiran tidak akan terfokus pada urusan
pekerjaan lagi, selain itu juga dapat meningkatkan ketahanan kardiovaskular,
sehingga nantinyakita dapat bersikap tidak terlalu berlebihan dalam menyikapi
suatu masalah. Aktifitas yang terbukti efektif dalam melawan ketegangan otak
adalah aerobic seperti berjalan kaki, bersepeda, renang, jogging dan yoga.
§
Olahraga dapat Meningkatkan Perasaan
Bahagia secara Alami
Olahraga
terbukti manjur dalam meningkatkan hormone penumbuhan rasa bahagia dalam otak
kita, seperti adrenalin, serotonin, dopamine dan endorphin.
§
Olahraga dapat Meningkatkan Kepercayaan
Diri
Sebuah
study kasus di AS membuktikan kalau para remaja yang aktif berolahraga memiliki
kadar kepercayaan diri yang sama kuat dengan teman-teman mereka yang memiliki
tubuh dan penampilan indah. Kemantapan diri ini terletak pada hasil yang mereka
dapatkan, yakni tubuh yang sehat dan kekuatan fisik yang prima.
b)
Beristirahat
Kita semua tahu bahwa Tuhan
menciptakan siang untuk bekerja dan malam untuk tidur (istirahat). Banyak orang
beranggapan bahwa yang terpenting adalah jumlah tidurnya tidak kurang dari 8 jam/hari,
padahal kualitas tidur jauh lebih penting dari pada jumlah jam atau lamanya
tidur. Perlu disadari, bahwa perbaikan jaringan-jaringan sel yang rusak dalam
tubuh umumnya dilakukan dikala istirahat/tidur.
Maka
apabila kita sering kurang tidur atau tidak memiliki kualitas tidur baik, cepat
atau lambat akan mengganggu stabilitas daya tahan tubuh dan memicu timbulnya
penyakit. Seorang remaja yang sering kurang tidur, maka tidak akan bersemangat
dalam menjalankan aktifitasnya dan tidak berkonsentrasi dalam menerima
pelajaran di sekolah karena kualitas fisik, mental, emosional bisa sangat
dipengaruhi oleh baik atau tidaknya kualitas tidur seseorang.
4.
Menghindari Kebiasaan Buruk dan
Mengelola Stress
Kegiatan yang baik
sebagian orang disangka/dianggap sebagai kegiatn yang keren, maco dan gaul
seperti merokok, minum-minuman keras, menggunakan narkoba, sebernarnya hal
tersebut merupakan kebiasaan buruk. Menggunakan barang tersebut tentu saja akan
memberikan dampak/efeknya yang tidak hanya pemakai saja yang merasakan, namun
juga dirasakan orang lain, seperti orangtua, teman, keluarga, dan lingkungan
sekitar.
Satu kebiasaan lain yang harus
dihindari atau dihentikan adalah melakukan hubungan seks bebas (free sex)
diluar nikah. Prilaku hubungan sex bebas diluar menikah akan memberikan dampak
negative bagi pelakunya dan keluarga, seperti: kehamilan yang tidak di
inginkan, terinfeksi penyakit menular seksual, menjadi aib di keluarga,
dikucilkan dari masyarakat, putus sekolah dan lain sebaginya. Alangkah terhormat
dan terpujinya apabila hubungan sex tersebut dilakukan dengan penuh tanggung
jawab dan dalam ikatan pernikahan yang sah.
a.
Menghindari Stress
Untuk menghindari stress diperlukan strategi dari
masing-masing individu. Carilah cara yang terbaik untuk menghilangkan stress
dengan cara masing-masing yang mudah, dapat dilakukan dimana-mana, murah
meriah, sehat, halal, dan enak dilakukan. Contoh aktifitas penghilang stress
adalah seperti mendengarkan musik, olahraga, menyalurkan hobi dan lain
sebagainya. Intinya dalam hidup ini hendaknya direspon dengan santai dan tidak
berlebihan terhadap semua problem yang ada. Konsultasikan dengan psikolog jika
memiliki masalah kejiwaan atau kepada orang lain yang anda percaya. Buka hati
seluas-luasnya untuk menerima kritik, masukan dan saran dari orang lain dan
rubah gaya hidup jika diperlukan demi memperolah kesehatan jiwa atau mental
spiritual.
5.
Melakukan Tes Kesehatan Sebelum dan
Sesudah Menikah
Menikah
merupakan tahapan yang penting bagi setiap pasangan yang sudah menemukan
belahan jiwa. Namun sering kali ada yang luput dari list persiapan pranikah.
Selain persiapan pesta pernikahan, sudah sewajarnya pasangan mempersiapkan diri
lahir batin, untuk menghadapi bahtera rumah tangga yang akan dijalaninya. Salah
satunya adalah persiapan kesehatan pasangan. Tidak hanyak sehat secara fisik
yang harus diperhatikan, namun juga
sehat menurut definisi yang luas. Kesehatan pasangan pranikah penting sekali
untuk mendukung tercapainya pernikahan yang langgeng sampai hari tua.
Pemeriksaan sebelum nikah atau hamil khususnya pada wanita akan mengurangi
angka kesakitan dan kematian ibu dan anak. Idealnya tes kesehatan pranikah
dilakukan 6 bulan sebelum dilakukan pernikahan. Tes kesehatan pranikah dapat
dilakukan selama pernikahan belum berlangsung. Jika pada saat pengecekan
ternyata ditemukan ada masalah maka pengobatan dapat dilakukan setelah menikah.
Berikut
ini adalah hal-hal penting terkait tes kesehatan bagi pasangan yang akan
menikah:
a.
Infeksi Saluran Reproduksi/Infeksi
Menular Seksual (ISR/IMS)
Tes
kesehatan untuk menghindari adanya penularan
penyakit yang ditularkan lewat hubungan seksual, seperti sifilis,
gonorrhea, human immunodeficiency virus (HIV) dan penyakit hepatitis. Perempuan
sebenarnya lebih rentan terkena penyakit kelamin dari pada pria. Karena alat
kelamin perempuan berbentuk V yang seakan “menampung” virus. Sedangkan alat
kelamin pria tidak bersifat “menampung” dan bisa langsung dibersihkan. Jika
salah satu pasangan menderita ISR/IMS, sebelum menikah harus di obati dulu sampai
sembuh. Selain itu, jika misalnya seorang pria mengidap hepatitis b dan akan
menikah, calon istrinya harus dibuat memiliki kekebalan terhadap penyakit
hepatitis B tersebut. Caranya, dengan imunisasi hepatitis B. jika sang pasangan
belum sembuh dari penyakit kelamin dan akan tetap menikah, meskipun tidak
menjamin 100% namun penggunaan kondom sangat dianjurkan.
Tujuan utama
pemeriksaan sebelum menikah atau hamil adalah meminimalkan terjadinya gangguan
kehamilan yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin. Beberapa hal yang
dapat dilakukan antara lain:
§
Menghentikan pemakaian obat-obatan yang
dapat mengganggu kehamilan.
§
Sedapat mungkin mengendalikan hal-hal
medis yang terjadi pada wanita tersebut dan bila perlu dilakukan konsultasi ke
dokter spesialis.
§
Menghindari makanan dan bahan-bahan yang
berbahaya bagi kehamilan
§
Diberikan vaksinasi terhadap
penyakit-penyakit yang dapat menggangu kehamilan.
§
Dilakukan konseling bila ditemukan
hal-hal yang berhubungan dengan genetik atau penyakit keturunan dan dampak yang
terjadi bila terjadi kehamilan.
Berikut ini adalah
hal-hal penting terkait tes kesehatan bagi pasangan yang sudah menikah:
a.
Pemeriksaan laboratorium rutin
Pemeriksaan
laboratorium rutin artinya bahwa pemeriksaan ini dilakukan pada setiap wanita
yang akan hamilantara lain: pemeriksaan darah lengkap, golongan darah, titer
virus rubella, hepatitis B, pap smear (jika seorang perempuan aktif secara
seksual), clamydia, HIV, dan GO.
b.
Pemeriksaan Laboratorium Berdasarkan
Indikasi
Pemeriksaan
yang perlu dilakukan antara lain:
§
Hepatitis C bila pasien mempunyai resiko
tinggi menderita hepatitis C seperti pengguna obat-obat suntik, memiliki tato
dan menerima transfusi darah sebelum tahun 1992.
§
Gula darah puasa bila pasien mempunyai
resiko tinggi menderita diabetes, pernah menderita diabetes pada masa kehamilan
sebelumnya, riwayat memiliki bayi dengan berat badan diatas 4 kg.
§
Pemeriksaan dahak dan rontgen dada untuk
pasien yang diduga menderita TBC.
§
Pemeriksaan toxoplasmosis untuk mereka
yang gemar memelihara kucing atau suka mengkonsumsi makanan yang setengah
matang.
§
Pemeriksaan sel telur jika sebelumnya
pasangan yang bersangkutan dianggap infertil (sulit punya anak). Penyebab
ketidaksuburan 45% disebabkan oleh pria dan 55% oleh wanita.
§
Pemeriksaan dengan USG (ultrasonografi)
bisa melihat apakah seorang perempuan menderita kista, mioma, tumor, atau
keputihan. Jika ada kelianan atau infeksi harus dibersihkan dulu karena bisa
mengganggu proses kehamilan
KESIMPULAN
PUP merupakan bagian dari Program KB untuk generasi muda dengan sebutan
Genre (Generasi Berencana). Dalam generasi berencana (Genre), generasi/remaja
pada masa transisi merencanakan kapan akan menikah dengan menunda usia
perkawinan sampai minimal 20 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk
laki-laki. Dengan perencanaan dan persiapan kehidupan berumah tangga akan
mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera, sehingga kelak menjadi
keluarga yang berkualitas dan dapat mencegah ledakan penduduk di masa yang akan
datang.
Sumber:
Pendewasaan usia perkawinan dan hak-hak reproduksi bagi remaja Indonesia CERITA. Cerita Remaja Indonesia. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-hak Reproduksi. 2008. Jakarta.
Pendewasaan usia perkawinan dan hak-hak reproduksi bagi remaja Indonesia CERITA. Cerita Remaja Indonesia. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-hak Reproduksi. 2008. Jakarta.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussalam kenal.
Hapussumber makalah mba itu berupa buku ya?
dmn ya saya bisa memperoleh buku tersebut
salam kenal.
BalasHapussumber makalah mba itu berupa buku ya?
dmn ya saya bisa memperoleh buku tersebut
mantaff
BalasHapus