Minggu, 06 Juli 2014

Perjuangan Seorang Ayah...

Ini merupakan hasil wawancara saya dan teman-teman kampus saya dengan pak Adul mengenai siapa dirinya. Disimak yah J

Pak Adul tinggal bersama satu orang istri dan satu orang anaknya, pak Adul terpaksa meminta-minta di pinggir jalan karena pak Adul mengaku tidak mempunyai pekerjaan lain selain ini, dia harus merelakan waktunya dari pukul 19.00 sampai pukul 23.00 WIB untuk meminta-minta belas kasihan oranglain karena harus membiayai istri dan anaknya yang sekarang duduk di kelas 1 SMA. Sementara tidak ada yang dapat dilakukan oleh pak Adul karena kakinya yang tidak memungkinkan, hal ini terjadi karena pada saat dahulu pak Adul mempunyai penyakit kanker yang mengharuskan kakinya diamputasi. Sebelum kakinya diamputasi pak Adul bekerja sebagai penarik becak. Bapak ini mengaku mengalami kesusahan hidup karena istrinya di rumah hanya bekerja sebagai pengasuh anak tetangganya dan hanya diberi upah 15.000 sampai 20.000 saja perhari, sebenarnya istrinya ingin sekali memiliki pekerjaan yang lebih layak, tapi ia sadar bahwa mencari pekerjaan di zaman sekarang sangatlah sulit, ditambah usianya yang tidak sekuat dulu.
Sebenarnya pak Adul tak ingin meminta-minta, tetapi ia merasa kasian pada istrinya, pak Adul merasa malu apabila hanya istrinya saja yang bekerja, sementara ia tau bahwa penghasilan istrinya tak seberapa ditambah lagi biaya sekolah anaknya.
Awalnya mulanya pak Adul meminta-minta karena pak Adul ditawari oleh temannya dengan syarat harus memberi uang rokok pada temannya itu setiap kali pak Adul bekerja, tak disebutkan siapa nama teman pak Adul itu, karena pak Adul merasa bahwa ini adalah privacy. Dan entah berapa pula uang rokok yang dimaksudkan itu, dan menurut pak Adul awalnya ia hanya coba-coba tetapi setelah merasa bahwa penghasilannya dapat membantu keuangan keluarga karena dapat membantu ongkos dan uang jajan anaknya, karena penghasilannya kurang leih 60.000, sebenarnya pak Adul merasa kurang dengan semua ini tapi ia berfikir setidaknya ia dapat membantu ongkos anaknya pulang pergi dari sekolah ke rumah dan dari rumah ke sekolah dan pak Adul berharap dapat meluluskan anaknya dari bangku SMA. Hal itulah yang membuat pak Adul tetap semangat menjalani kehidupannya an menekuni pekerjaannya.

Hal ini menggugah hati kami untuk terus belajar dan mewujudkan cita-cita, karena ternyata orang tua kita rela melakukan apa saja sekalipun hal yang memalukan untuk menyekolahkan dan membuat anak-anaknya sukses, sebagaimana yang kita ketahui bahwa pemikiran orang tua adalah bagaimanapun caranya anak-anaknya dapat melebihi orang tuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar